:
Oleh Tri Antoro, Senin, 28 Maret 2022 | 20:58 WIB - Redaktur: Untung S - 80
Jakarta, InfoPublik - Ada empat agenda penting yang berkaitan dengan aspek perdagangan yang diusung oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Agenda itu akan dibahas dalam setiap pertemuan antar negara kelompok 20 atau G20 pada beberapa waktu mendatang.
"Ada empat agenda utama yang berkaitan dengan perdagangan yang diusung oleh Indonesia," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono dalam kegiatan rangkaian G20 "task Force 1 Session at The Global Solution Summit bertema "Strengthening Multilateral Trading System to Support Economic Recovery and Post Pandemic Era" pada Senin (28/3/2022).
Agenda pertama yang akan diusung pada gelaran tersebut, terkait pembaruan organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO). Organisasi tersebut, harus melakukan serangkaian perubahan yang dapat disesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman yang semakin modern dalam beberapa waktu ke depan.
Organisasi itu dituntut dapat lebih responsif terhadap setiap tantangan yang datang berkaitan dengan perdagangan global. Seperti yang pada beberapa waktu belakangan muncul yakni yang berkaitan dengan produksi dan distribusi global yang mengalami serangkaian kendala yang cukup signifikan.
"Selama pandemi, seharusnya WTO dapat lebih responsif terhadap sejumlah kendala yang berkaitan dengan produksi dan distribusi global," kata Djatmiko.
Agenda kedua, akan diusung dalam pertemuan G20 adalah membangun kerja sama perdagangan multilateral antar anggota G20. Yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan yang termaktub dalam kesepakatan sustainable development goals (SDGs).
Berdasarkan kesepakatan SDGs terdapat puluhan kesepakatan yang harus dilakukan oleh masing-masing negara. Maka, jalinan kerja sama yang dilakukan antar negara itu dipastikan akan berdampak positif terhadap masing-masing negara ke depan dan dapat semakin ditingkatkan setiap tahunnya.
"Bagaimana seluruh negara didunia dapat menjalankan kerja sama multilateral perdagangan dengan memegang teguh prinsip SDGs," tuturnya.
Agenda ketiga, mengusung upaya sektor perdagangan dapat berkontribusi secara langsung dalam agenda besar perbaikan kesehatan global. Secara konkret, sektor perdagangan dapat berpengaruh terhadap upaya-upaya penanganan pandemi.
Melalui sektor perdagangan, lanjut Djatmiko, dapat membantu upaya distribusi vaksin yang merata di berbagai belahan benua. Sehingga, adanya kesetaraan distribusi penerima vaksin COVID-19 di masa mendatang.
"Ekosistem industri dapat mendukung pemerataan vaksin di berbagai negara," imbuhnya.
Agenda keempat, yang akan diusung adalah perdagangan digital (digital trade) dan Global Value Chain (GVC). Indonesia mengajak negara-negara anggota G20 dapat memberikan kesepakatan bersama agar perdagangan digital dapat bermanfaat pada semua pihak. Mengingat peluang digital ekonomi yang berkembang dapat berkontribusi besar dalam pertumbuhan perekonomian global di masa mendatang.
Jadi, perdagangan digital memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya secara adil kepada pelaku perekonomian di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Karena dapar memberikan dampak yang inklusif dari mulai pelaku usaha yang kecil, menengah (UMKM) hingga perusahaan besar mendapatkan manfaat yang sama.
"Sebagai bentuk keadilan bagi pelaku ekonomi dan mengembangkan pasar seluas-seluas bagi pelaku ekonomi, khususnya bagi pelaku UMKM," pungkas Djatmiko.