Kemendag Usung Enam Isu Utama di G20 

:


Oleh Tri Antoro, Jumat, 25 Maret 2022 | 19:33 WIB - Redaktur: Untung S - 406


Jakarta, InfoPublik - Ada enam isu utama yang akan diusung oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam rangkaian pertemuan gelaran G20 dalam beberapa waktu mendatang. 

Isu pertama yang akan diusung pada gelaran tersebut, terkait pembaruan organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO). Organisasi tersebut harus melakukan serangkaian perubahan yang signifikan dalam beberapa ke depan. 

Organisasi itu dituntut, untuk dapat menyelenggarakan sistem perdagangan yang lebih adil, transparan, inklusif dan bermanfaat. Dengan begitu, seluruh dunia akan mengalami dampak yang positif atas perubahan itu. 

"Sebagai kiblat perdagangan dunia, memerlukan berbagai perbaikan-perbaikan," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono dalam rangkaian G20 Media Briefing The 1st Meeting Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) pada Jumat (25/3/2022). 

Isu kedua yang akan diusung dalam pertemuan G20 adalah membangun kerja sama perdagangan multilateral antar anggota G20.  Yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan yang termaktub dalam kesepakatan sustainable development goals (SDGs). 

Berdasarkan kesepakatan SDGs, maka jalinan kerja sama yang dilakukan antar negara itu dipastikan akan berdampak positif terhadap masing-masing negara ke depan. Sehingga, jalinan kerja sama dapat semakin ditingkatkan setiap tahunnya. 

"Kita dukung bersama  dengan konsesus maupun kesepakatan-kesepakatan lainnya yang berkaitan dengan isu di atas," kata Djatmiko. 

Isu ketiga adalah mengusung upaya sektor perdagangan  dapat berkontribusi secara langsung dalam agenda besar perbaikan kesehatan global. Secara konkret, sektor perdagangan dapat berpengaruh terhadap upaya-upaya penanganan pandemi. 

Melalui sektor perdagangan, lanjut Djatmiko, dapat membantu upaya distribusi vaksin yang merata di berbagai belahan benua. Sehingga, adanya kesetaraan distribusi penerima vaksin COVID-19 di masa mendatang. 

"Termasuk juga memberikan satu terobosan memberikan kesetaraan dalam distribusi, hal-hal ini juga dibahas dalam G20," kata Djatmiko. 

Isu keempat yang akan diusung adalah perdagangan digital (digital trade) dan Global Value Chain (GVC). Indonesia mengajak negara-negara anggota G20 dapat memberikan kesepakatan bersama agar perdagangan digital dapat bermanfaat pada semua pihak. 

Jadi, perdagangan digital memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya secara adil kepada pelaku perekonomian di seluruh negara. Dari mulai pelaku usaha yang kecil, menengah hingga besar mendapatkan manfaat yang sama. 

Dengan begitu, bagi negara berkembang dapat terbuka ruang untuk naik peringkatnya dalam GVC di masa mendatang. "Sebagai bentuk keadilan bagi pelaku ekonomi dan mengembangkan pasar seluas-seluas bagi pelaku ekonomi," tutur Djatmiko. 

Isu kelima adalah yang berkaitan dengan mendorong investasi yang berkelanjutan. Sehingga, mampu memulihkan ekonomi global dari dampak wabah virus COVID-19 yang sudah melanda berbagai wilayah dalam dua tahun belakangan. 

"Mendorong adanya investasi yang berkelanjutan ke depan," tutur Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional. 

Terakhir, Isu keenam yang akan diusung pada pertemuan di gelaran G20  adalah yang berkaitan dengan dukungan industrialisasi. Sehingga, negara-negara anggota G20 dapat mendukung sepenuhnya perkembangan industri di dalam negeri maupun negara berkembang lain. 

Dalam hal tersebut, Indonesia akan menyuarakan dukungan anggota G20 terhadap negara berkembang. Mengingat, Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang membutuhkan kerja sama dari negara lain dalam sektor industri. 

"Indonesia menempatkan diri sebagai negara berkembang, jadi butuh dukungan terhadap perkembangan industrialisasi," pungkas Djatmiko.