:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 25 Maret 2022 | 17:57 WIB - Redaktur: Untung S - 322
Jakarta, InfoPublik - Kota Solo dipercaya sebagai tuan rumah pertemuan TIIWG (Trade, Investment and Industry Working Group) G20 tahap pertama. Pertemuan itu pun diharapkan bisa memperoleh solusi konkret pemulihan ekonomi secara kolektif.
TIIWG merupakan bagian penting dari Sherpa Track G20 yang menargetkan solusi konkret sesuai tema "Pemulihan Ekonomi secara Kolektif melalui Penyelarasan Agenda Perdagangan, Investasi, dan Industri dengan Sustainable Development Goals (SDGs)".
Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai lembaga pendukung TIIWG bersama Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menghadirkan perwakilan 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Selain itu di Kota Solo juga akan digelar showcase industri 4.0.
"Adapun, pemilihan Kota Solo sebagai lokasi pertemuan pertama dilatarbelakangi unsur budaya dan tradisi yang cukup kuat. Selain itu, Solo dinilai menjadi representasi pergeseran industriawan dari kantong-kantong utama industri di bagian utara Pulau Jawa yang eksis sejak 100 tahun yang lalu,” Kata Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Internasional Kementerian Perindustrian, Eko SA Cahyanto dalam acara Media Briefing Meeting TIIWG G20 dengan tema "Kota Solo Dipercaya Sebagai Tuan Rumah TIIWG G20", secara daring, Jumat (25/3/2022).
Eko menambahkan, Kota Solo tidak hanya kota yang menampilkan industri tetapi juga tempat dimana kita bisa menjaga tradisi, warisan budaya. Sehingga ini bisa menjadi impresi bagi para delegasi untuk melihat juga tradisi yang kita jaga.
"Kota Solo sudah lebih dari 100 tahun lalu menjadi pusat industrialiasi Pulau Jawa. Dulu ada Pabrik Gula Colomadu yang dibangun Mangkunegara yang saat itu menjadi pusat industri gula dunia saat itu,” ungkapnya.
Kota Solo, lanjut Eko, juga menunjukkan industrialisasi yang masif dalam 10 tahun terakhir. Eko menyebut banyak industri yang sekarang memilih Solo Raya sebagai pusat produksi. Kendati demikian, dia mengaku yang ditampilkan pemerintah tak hanya soal industri baik yang lama maupun yang baru.
“Ada pesan kita bisa menunjukkan, menjaga tradisi warisan budaya sehingga menjadi impresi bagi para delegasi. Bahwa kita tak hanya melihat industrialisasi, tetapi juga tradisi yang kita jaga,” ujarnya.
Eko menjelaskan mengenai peluang sektor industri untuk pertama kalinya diikutsertakan dalam kelompok kerja G20 akhir Maret nanti. Eko menilai sektor industri menjadi hal penting yang berada di tengah-tengah antara isu di sektor perdagangan dan investasi.
“Tentunya perlu kita jaga ekosistem ini. Sehingga isu yang dibangun yakni investasi yang berkelanjutan menjadi saling sinergi. Kita perlu juga yang namanya resiliensi industry. Supply chain harus djaga. Untuk itu penting sekali sektor industri harus masuk menjadi spesifik sektor yang dibicarakan,” tegasnya.
Sementara Pertemuan TIIWG kedua akan digelar pada 7 hingga 8 Juni 2022 mendatang dan dilanjutkan dengan pertemuan ketiga pada 19 hingga 20 September, ditutup dengan pertemuan tingkat menteri sebagai acara puncak pada 21 hingga 23 September 2022 di sela-sela KTT G20.
Foto: Istimewa