:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 24 Maret 2022 | 21:40 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 353
Jakarta, InfoPublik – Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia memberikan dampak yang luar biasa pada berbagai aspek kehidupan, terutama dari sisi kesehatan. Tentunya dampak pada perempuan berbeda dengan yang dialami oleh laki-laki. Sebagai engagement group dalam Presidensi G20, Women20 (W20) berupaya mendorong komitmen global dalam upaya mendukung akses kesehatan yang setara.
Demikian disampaikan Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi dalam side event W20 ke-3 sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengangkat tema Promoting Health Response to Recover Together Equality yang diselenggarakan di Kalimatan Selatan secara hybrid pada 23-24 Maret 2022.
"Misi kami dalam melakukan rangkaian acara W20 adalah membentuk komitmen dalam memberantas diskriminasi dalam memajukan inklusi ekonomi UMKM perempuan, peningkatan akses bagi perempuan perdesaan dan perempuan penyandang disabilitas, dan integrasi respon kesehatan yang setara didukung untuk diintergasikan dalam deklarasi pemimpin G20," jelas Uli Silalahi dalam keterangan persenya yang diterima Kamis (24/3/2022).
Diungkapkan bahwa sepekan sebelumnya, Kalimantan Selatan telah melakukan acara seminar pengenalan dimana seluruh permasalahan kesehatan perempuan dan anak dibahas. Menurut Uli, rekomendasi - rekomendasi yang ada, baik dalam seminar maupun diskusi pada pertemuan side event ke-3 W20 akan dijadikan dasar untuk diimplementasikan oleh pemimpin G20. Selama pandemi, banyak pelayanan kesehatan terkena dampak baik secara akses maupun kualitas.
Sementara Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N. Rosalin menyebut hal tersebut menjadi salah satu tantangan bagi perempuan maupun keluarga untuk mengakses layanan kesehatan selama pandemi.
"Perempuan dengan perannya sebagai Ibu sangatlah penting dan strategis dalam penanganan situasi pandemi COVID-19 dalam keluarga. Dalam situasi dan kondisi yang tidak normal ini, perempuan dituntut untuk mampu menjaga tidak hanya kesehatan diri namun juga memastikan kesehatan seluruh anggota keluarganya," kata Lenny.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemen PPPA telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 khususnya pada klaster keluarga, perempuan dan anak.
"Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab yang sama untuk dapat menerapkan protokol kesehatan keluarga secara kolektif serta berbagi tugas domestik secara setara," tutur Lenny.
Kemen PPPA sesuai tugas dan fungsinya juga telah melakukan sinergi dengan kementerian/lembaga, lembaga masyarakat, akademisi, dan dunia usaha untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Selaras dengan harapan G20 Presidensi Indonesia 2022, yaitu melakukan pemberdayaan perempuan untuk membangun kembali masa depan yang lebih baik, lebih setara, dan inklusif.
"KemenPPPA tentu tidak dapat bekerja sendiri. Dengan sinergi dan kolaborasi pentahelix yang terus dilakukan, tentu misi utama W20 pada agenda pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, serta misi khusus W20 untuk dapat terwujudnya respons kesehatan yang berkeadilan dapat tercapai," tutup Lenny.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menyatakan komitmennya untuk memprioritaskan pengarusutamaan gender di bawah pemerintahan serta pembangunan di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, dia berharap pertemuan W20 sebagai rangkaian G20 Presidensi Indonesia dapat menjadi momentum mengenalkan Kalimantan Selatan dengan berbagai keunikan dan potensi ekonomi yang dimiliki, serta mendukung kesetaraan gender ke kancah internasional.
Foto : Kemen PPPA