Menteri ESDM: ETWG G20 Fokus pada Tiga Isu Utama

:


Oleh Eko Budiono, Kamis, 24 Maret 2022 | 16:10 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 262


Jakarta, InfoPublik -  Kegiatan Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 G20 atau Kelompok Kerja Transisi Energi dalam rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia 2022 yang digelar di Yogyakarta pada 23 dan 24 Maret, menitikberatkan tiga isu utama yakni akses, teknologi, dan pendanaan transisi energi.
 
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, melalui keterangan tertulis usai konferensi pers ETWG Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis (24/3/2022).

"Untuk ETWG kita memang akan menitikberatkan fokus pada masalah-masalah yang terkait dengan transisi. Kami sudah menetapkan tiga isu, yaitu akses untuk energi atau accessibility, teknologi, dan pendanaan," kata Arifin.

Arifin mengatakan, khusus akses energi, pemerintah harus memberikan kepada seluruh masyarakat untuk bisa menikmati energi, sehingga diperlukan infrastruktur yang mendukung.

"Sebagaimana kita ketahui untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan dibutuhkan teknologi pendukung, bagaimana teknologi yang reliable kemudian juga kompetitif harus bisa di-develop (kembangkan)," kata Arifin.

Dari hasil pembicaraan, kata Arifin, dari 46 teknologi baru, baru enam teknologi yang terbukti kompetitif. Sehingga dalam perubahan transisi energi, teknologi inilah yang akan membutuhkan dukungan pendanaan yang besar.

"Untuk itu bagaimana 20 negara yang termasuk dalam kelompok G20, memberikan kontribusi 80 persen dari perekonomian dunia ini bisa memberikan dukungan dukungannya," katanya.

Menteri ESDM  mengatakan, ETWG ini akan berlangsung dalam beberapa tahap, yang pertama di Yogyakarta, kemudian kedua di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan yang ketiga akan dilaksanakan di Bali.

"Sehingga nanti pada program-program ini sudah bisa dicapai satu kesepakatan bersama bagaimana kita mencapai net zero emission atau nol emisi karbon, dan jalan transisi mana yang harus kita jalani bersama, kerja sama apa yang harus kita lakukan intinya bagaimana kita bisa mencapai sasaran kita," katanya.

Arifin mengatakan, pemerintah Indonesia mencanangkan target net zero emission pada tahun 2060, sementara banyak negara-negara lain mencanangkan 2050, dan juga ada yang mencanangkan di tahun 2070, karena target capaian itu disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing.

"Dan juga bagaimana seluruh negara ini bisa bekerja sama, berkolaborasi untuk bisa mengakselerasi program-program, kita ketahui akibat dari emisi yang berat ini terjadi perubahan cuaca yang menyebabkan banyak hal-hal yang tidak kita harapkan," katanya.
 
(Foto: ANTARA)