:
Oleh Eko Budiono, Senin, 21 Maret 2022 | 06:13 WIB - Redaktur: Untung S - 207
Jakarta, InfoPublik - Duta Besar (Dubes) Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae-sung mendorong negara-negara maju di kelompok G20, untuk membantu negara-negara berkembang dalam tiga agenda prioritas yang diajukan oleh Presidensi G20 Indonesia.
Tiga agenda prioritas tersebut adalah arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Dubes Park melalui keterangan tertulis, Minggu (20/3/2022).
Menurut Dubes Park, Presidensi Indonesia diharapkan bisa membuahkan hasil nyata dengan dampak yang bermakna dan berkelanjutan.
Dubes Park mencontohkan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju G20, seperti transfer teknologi, membantu perbaikan sistem dan kebijakan yang terkait, serta pengembangan sumber daya manusia.
Park menegaskan bahwa negara maju dapat membantu negara berkembang dalam mengatasi pandemi COVID-19, mendorong percepatan ekonomi hijau, dan mengatasi ketimpangan digital.
Terkait bantuan dalam penanganan COVID-19, akses yang merata dan universal, seperti akses terhadap obat-obatan, harus dijamin bagi negara-negara berkembang, kata dia.
Park mengatakan pada pertemuan G7 yang diadakan di Cornwall, Inggris, Korea Selatan telah menyatakan komitmennya dalam penanganan pandemi COVID-19 dengan mengucurkan dana sejumlah 200 juta dolar AS (Rp2,87 triliun) untuk bantuan penanganan COVID-19.
Dia mengatakan sebagai salah satu negara pengembang vaksin, Korea Selatan telah mengalokasikan vaksin ke negara-negara yang membutuhkan.
Sebagai anggota G20, Korea Selatan terus mendorong penguatan kerja sama di bidang kesehatan.
Terkait dengan transisi energi, Park mengatakan bahwa untuk mencapai gaya hidup rendah emisi secara global, negara-negara maju perlu membantu sesuai kebutuhan negara berkembang, karena setiap negara memiliki kapasitas ekonomi dan ketergantungan terhadap bahan bakar berbasis fosil yang berbeda-beda.
Dalam hal proses transformasi digital, dia mengaku melihat perbedaan mencolok antara negara maju dan berkembang, terutama dalam hal keterampilan atau pemahaman digital.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata Park, semua pihak harus bekerja sama mendorong ketercakupan digital.
Dia berpendapat pelatihan bagi negara-negara berkembang perlu diadakan, agar mereka dapat beradaptasi dengan teknologi terkini.
Dukungan yang diberikan dapat berbentuk penyelenggaraan program yang mempertimbangkan berbagai aspek seperti masyarakat dan budaya.
Saat ini, Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan kerja sama strategis dalam mengembangkan kendaraan listrik dan Park berharap target rendah emisi bisa segera tercapai lewat kerja sama itu.
Sebagai komitmen untuk mengimplementasikan energi berkelanjutan, pemerintah Indonesia telah mengumumkan akan menggunakan mobil listrik buatan Korea Selatan sebagai kendaraan VIP untuk para pemimpin negara di G20 di Bali, Indonesia.
Park mengucapkan selamat kepada Indonesia yang telah dipercaya sebagai tuan rumah G20. Dia berharap acara tersebut dapat berjalan lancar dan Korea Selatan akan memberikan dukungan penuh kepada Indonesia.
Dia meyakini Indonesia, yang memiliki potensi kesiapan digital, bisa menjembatani masalah kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
"Tema G20 yang diusung Indonesia, “Recover Together, Recover Stronger”, menjadi inspirasi luar biasa bagi komunitas global," kata Park.
Foto: ANTARA