:
Oleh Taofiq Rauf, Sabtu, 12 Maret 2022 | 09:14 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 256
Jakarta, InfoPublik - Semangat yang dimiliki Heri Gunawan, patut diapresiasi. Kendati ia seorang penyandang disabilitas namun semangatnya untuk berjuang demi keluarga patut diacungi jempol. Heri hanya memiliki satu kaki yang berfungsi normal. Kaki sebelah kanannya terpaksa diamputasi ketika dia mengalami kecelakaan kerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Spanyol tahun 2004.
Heri memiliki empat orang anak. Dua orang anak pun saat ini menderita sakit. Revi Azriel Gunawan (21) menderita kelenjar getah bening dan Naura Rahmadhina (18) menderita penyakit Leukimia. Dia dan keluarga mengontrak sebuah rumah di kawasan Depok, Jawa Barat. Untuk memenuhi hidup sehar-hari, dia bekerja sebagai pengantar paket dan makanan melalui aplikasi ojek online.
Agar bisa berjalan layaknya orang normal, Heri berinisiatif membuat kaki sambung menggunakan knalpot bekas karena dirinya tidak mampu untuk membeli kaki palsu yang layak. Dengan kaki sambung tersebut, Heri berjuang setiap hari bekerja sebagai ojek online sebagai pengantar paket dan makanan.
“Sebelumnya saya pakai tongkat tapi ruang geraknya terbatas. Jadi saya inisiatif pakai knalpot bekas yang dilas. Ya terpaksa pakai ide itu karena keadaan, saya tidak ada dana untuk beli kaki palsu. Kaki yang saya buat ini dibantu sama tukang las, habis Rp 500ribu,” katanya, Jumat (11/3/2022).
Jauh di dalam hati, Heri berharap ada kesempatan dirinya untuk bekerja di sektor formal. Namun sampai saat ini, dirinya belum mendapatkan kesempatan tersebut. “Awalnya ngelamar jadi ojol juga sempat ditolak. Tapi saya yakinkan pihak aplikasi kalau saya mampu dan saya bisa. Alhamdulillah mereka percaya dan saya buktikan itu,” ungkapnya.
Heri pun berharap agar akses bagi penyandang disabilitas seperti dirinya dapat lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Menurutnya, saat ini pemerintah sudah banyak memperhatikan pembangunan infrastruktur yang ramah disabilitas. Namun, dirinya berharap perhatian yang diberikan juga terhadap akses pemerataan untuk mendapatkan pekerjaan demi kesejahteraan keluarga penyandang disabilitas.
“Kami tidak mau menjadi beban negara. Namun kami berharap agar akses terhadap kami juga dibuka luas. Disabilitas seperti saya ini mengharapkan sebuah pekerjaan pasti,” tambahnya.
Melalui Presidensi G20 Indonesia 2022, Heri berharap aspirasi kaum disabilititas dapat menjadi pembahasan sehingga nantinya ada kebijakan implementatif yang dirasakan bermanfaat. Dia pun merasa ikut bangga teman-temannya di Bali yang juga penyandang disabilitas bisa ikut berkontribusi sebagai pembuat sovenir.
“Turut bangga karena teman-teman seperti kami bisa diikutsertakan dalam pembuatan sovenir di G20. Kalau harapannya kami meminta agar bisa lebih diperhatikan dan diberikan kesempatan yang sama dengan teman-teman normal lainnya. Karena saya percaya teman-teman disabilitas punya kemampuan yang sama namun karena terbatas kondisi saja sehingga kami tidak bisa terlihat seperti orang normal,” pungkasnya.
Foto: Antara/Mekanik memeriksa kemudi motor modifikasi khusus bagi penyandang disabilitas di Bengkel HK Motorworks, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/3/2022). Bengkel tersebut menerima jasa repair, restorasi, dan rebuild berbagai jenis sepeda motor dan menawarkan modifikasi khusus bagi penyandang disabilitas dengan menyesuaikan kondisi pengendara. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/hp.