G20 Empower, Tingkatkan Keterwakilan Perempuan di Level Pengambil Keputusan

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 11 Maret 2022 | 18:14 WIB - Redaktur: Untung S - 432


Jakarta, InfoPublik – Komitmen untuk memastikan terpenuhinya indikator dalam mendukung pemberdayaan perempuan di sektor swasta dan publik, menjadi agenda utama dari Group of Twenty (G20) Empower Presidensi Indonesia 2022.

G20 Empower, merupakan satu-satunya inisiatif di dalam kepresidenan G20 yang mengusung aliansi pemimpin sektor swasta dan pemerintah, untuk bersama-sama mengadvokasi dan mendukung kemajuan perempuan dalam posisi kepemimpinan di sektor swasta dan publik.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama dengan XL Axiata dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), menjadi focal point dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha melalui G20 Empower.

Melalui aliansi itu, Indonesia ingin mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan. Indonesia juga telah memiliki advocate dari sektor privat yang terlibat dalam mempromosikan peran kepemimpinan yang berperspektif gender dalam perusahaan.

Upaya itu, tertuang di dalam tiga isu prioritas yang diusung G20 Empower. Pertama, meningkatkan akuntabilitas perusahaan dalam pencapaian key performance indicator (KPI) untuk meningkatkan peran perempuan.

Kedua, mendorong peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) milik perempuan sebagai penggerak ekonomi. Ketiga, membangun dan meningkatkan ketahanan dan keterampilan digital perempuan.

Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA, Indra Gunawan, menyatakan G20 Empower merupakan upaya perwujudan keterwakilan perempuan di level pengambilan keputusan, baik itu di sektor swasta maupun publik.

Hal itu, sejalan dengan salah satu fokus Kemen PPPA, yaitu mendorong pemberdayaan pelaku usaha perempuan untuk terus berperan aktif, termasuk menjadi mitra Kemen PPPA.

"Dengan keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan dan keberpihakan atas kebijakan-kebijakan perusahaan, diharapkan posisi dan peran perempuan semakin terlindungi dan terfasilitasi. Upaya meningkatkan pemberdayaan dan keterwakilan perempuan ini juga semakin ditingkatkan dengan kolaborasi pemerintah dan swasta. Selain itu, kami juga menggandeng teman-teman pelaku dan penggerak usaha perempuan untuk terlibat dalam inisiasi ini, yang akan menjadi bagian dari advocate G20 Empower," ujar Indra, dalam Media Talk: Road to Plenary Meeting 1, Jumat (11/3/2022).

Chair G20 Empower, Yessie D. Yosetya, mengungkapkan secara global terjadi peningkatan setiap tahunnya untuk keterwakilan perempuan pada level pengambil keputusan di sektor swasta maupun publik, akan tetapi hal itu belum cukup memberdayakan perempuan.

"Untuk itulah, kita memerlukan indikator, perencanaan, hingga aktivitas terukur yang bisa mendorong percepatan keberhasilan pemberdayaan perempuan," ungkapnya.

Terdapat lima indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 Empower, yaitu pembagian peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level, persentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi upah/gaji (gender pay-gap).

Selanjutnya, persentase perempuan dalam jajaran direksi perusahaan, dan persentase perempuan terkait pekerjaan teknis (terutama dalam isu sains, teknologi, teknis, dan matematika, serta male dominated industries). "Kelima indikator ini ditargetkan dapat tercapai 100 persen di seluruh negara anggota G20 pada 2025 yang akan datang," ucapnya.

"G20 Empower 2022 di bawah presidensi Indonesia akan fokus pada implementasi dari indikator yang telah ditentukan. Bagaimana bentuk pengukuran, pencapaian, dan pelaporan dari KPI yang telah ditetapkan. Implementasi G20 Empower menciptakan satu set baseline data yang terukur dari negara-negara anggota G20, tentang pemberdayaan perempuan. Diharapkan baseline data ini membawa kesadaran pada kondisi pemberdayaan perempuan baik di sektor swasta maupun publik, serta mendorong percepatan kemajuan kesetaraan gender," ungkap Yessie.

Sementara Co-Chair G20 Empower, Rinawati Prihatiningsih, mengatakan sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia agar kegiatan G20 Empower juga mampu membuka kesempatan bagi setiap pemangku kepentingan untuk bersama-sama sinergi mendorong aksi nyata dan membuat terobosan sesuai visi dari G20 Empower.

Seluruh rekomendasi yang dihasilkan dari G20 Empower nantinya diharapkan dapat menghasilkan implementasi terbaik yang diberlakukan di sektor swasta dan publik. Lebih jauh, memudahkan negara anggota G20 untuk memonitor implementasi KPI tersebut, serta mendorong percepatan pencapaian target agar semakin banyak perempuan yang memiliki peran strategis sebagai pengambil keputusan.

Foto: Kemen PPPA