:
Oleh Taofiq Rauf, Rabu, 9 Maret 2022 | 11:30 WIB - Redaktur: Untung S - 301
Jakarta, InfoPublik – Ketua Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan, mengatakan tema G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ harus bisa diwujudkan dalam aksi nyata. Salah satunya hal pemerataan vaksin dalam upaya penanganan pandemi COVID-19.
“Akses semua negara itu harus sama. Kalau vaksin hanya berputar di negara maju dan berkembang saja, maka pandemi pun akan berputar di negara yang kurang mampu. Di sinilah peran penting Indonesia dalam Presidensi G20 untuk mendorong kolaborasi bersama dalam pemerataan vaksin,” katanya, Selasa (8/3/2022).
Ede mengingatkan, pentingnya seluruh negara untuk mengabaikan kepentingan sendiri dalam mengatasi pandemi COVID-19.
Menurut laporan Global Economic Prospect yang dikeluarkan oleh World Bank per 31 Januari 2022, hanya 10 persen masyarakat di negara-negara ekonomi rendah yang sudah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama. Angka tersebut tidak sebanding jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang tingkat vaksinasinya sudah mencapai 80 persen.
Menurutnya, kolaborasi menjadi kunci menyelesaikan permasalahan global yang terjadi saat ini. “Kuncinya harus kolaborasi demi kesetaraan pemerataan vaksin. Itu harus dilakukan bersama-sama karena itu tantangan buat kita bersama. Diharapkan Indonesia bisa mendorong dialog seperti itu juga menjadikan one world, one global dan one problem pada akhirnya yang harus diselesaikan secara kolaboratif,” ungkapnya.
Presidensi G20 Indonesia 2022, mengusung semangat solidaritas dan inklusivitas, sehingga menjadikan posisi Indonesia sebagai perwakilan negara berkembang turut membawa aspirasi negara-negara miskin dalam proses pembuatan kebijakan.
Dalam forum itu, sambung Ede, menjadi peluang untuk memajukan berbagai belahan dunia agar bersama pulih kembali dan tidak terjadi ketimpangan yang terlalu tinggi. Jika ketimpangan terlalu tinggi dapat menimbulkan potensia penyakit, kerugian ekonomi dalam situasi yang serba cepat ini.
“COVID-19 itu, menjadi pembelajaran bagi kita bahwa pada akhirnya Global Health Security Agenda menjadi prioritas, bukan sekedar global ekonomi. Kolaborasi sekali lagi menjadi penting untuk pemulihan bersama dunia karena kita mesti melakukan sebuah upaya bersama,” pungkasnya.
Foto: Antara