:
Oleh Tri Antoro, Rabu, 16 Februari 2022 | 16:43 WIB - Redaktur: Untung S - 448
Jakarta, InfoPublik - Beragam aplikasi platform media sosial (medsos) yang dijadikan kanal, untuk menyebarkan informasi tentang Presidensi G20 Indonesia harus dikelola dengan baik.
Jadikan, akun medsos dari instansi pemerintah terkait tersebut menjadi lebih interaktif dengan berbagai lapisan masyarakat yang menggunakan medsos dalam mencari informasi terkait dengan ajang akbar tersebut.
"Jangan jadikan medsos itu seperti majalah dinding (mading) yang hanya berkomunikasi satu arah," kata Manajer Hubungan Pemerintah Meta di Indonesia, Dara Nasution, ketika melakukan diskusi dalam diskusi "Setneg Mantul Road to G20" pada Rabu (16/2/2022).
Interaktif yang terjadi antarpengguna medsos dalam ruang digital, akan membuat informasi yang berkaitan dengan gelaran G20 semakin diketahui oleh masyarakat luas. Melalui hal itu, akun pemilik medsos juga mampu memberikan informasi yang benar terhadap setiap pembahasan yang berkaitan dengan sidang pertemuan antar pemimpin negara di ajang tersebut.
Pada akhirnya, tentunya terbuka peluang bagi masyarakat dapat mengambil manfaatkan secara optimal setelah mengetahui setiap substansi dari bahasan dalam pertemuan itu. Ini penting diperhatikan oleh medsos yang terkait, agar setiap substansi yang dibahas tersebut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat yang lebih produktif di masa mendatang.
"Membumikan narasi G20 di medsos dapat dilakukan dengan optimal melalui konten yang disebarkan," tuturnya.
Kemudian, dalam merancang konten medsos G20 juga harus mempertimbangkan substansi yang memiliki peluang menarik perhatian masyarakat atau yang lebih humanis. Dengan begitu, akan membuat perhatian berbagai lapisan masyarakat menjadi lebih menarik untuk dibahas dalam ruang-ruang digital kala perhelatan akbar itu diselenggarakan selama 10 bulan mendatang.
Ada sejumlah indikator yang mampu menarik masyarakat yaitu tokoh publik yang hadir, jamuan kuliner yang disajikan ke delegasi, hingga tempat-tempat mana saja yang menjadi tempat pertemuan antar pemimpin negara dari G20. Semuanya dapat ditampilkan dalam akun medsos instansi pemerintah terkait dalam membumikan narasi G20.
"Ada konten yang humanis sehingga membuat narasi G20 semakin membumi," tuturnya.
Sementara itu, Manajer Kemitraan Pemerintah, Politik dan Nirlaba Meta di Indonesia, Putu Swaditya Yudha, mengatakan penggunaan iklan berbayar juga mampu menjadi jalan pintas dalam membumikan narasi G20 di dalam negeri. Melalui penggunaan teknologi itu, tentunya pesan-pesan yang berkaitan dengan pertemuan G20 dapat disebarkan kepada khlayak luas sesuai segmentasi yang disasar.
Dalam menggunakan layanan iklan berbayar itu, tentu akan mengoptimalkan setiap pesan yang ingin disebarkan. Ada sejumlah indikator yang menjadi pertimbangan dalam menyebarkan pesan tersebut yakni segmentasi, bahasa, daerah, frekuensi tayang iklan, dan jadwal tayang.
Variabel-variabel itu, akan membawa dampak yang positif terhadap pesan G20 yang akan disebarkan oleh instansi pemerintah terkait ke depan. "Iklan berbayar pada medsos membantu instansi mencapai sejumlah target dalam penyebaran informasi G20," kata Putu.
Foto: Istimewa