:
Oleh Tri Antoro, Senin, 14 Februari 2022 | 17:39 WIB - Redaktur: Untung S - 585
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia menjanjikan akan memberikan momen istimewa tak terlupakan, pada semua delegasi peserta rangkaian pertemuan Presidensi G20 Indonesia 2022, yakni finance and central bank deputies (FCBD) dan finance ministers and central bank governor (FMCBG).
Perkembangan persiapan dua gelaran itu hingga saat ini, telah mencapai 99.71 persen dari berbagai aspek penyelenggaraan.
Pertemuan FCBD akan diselenggarakan pada 15-16 Februari 2022 dan pertemuan FMCBG pada 17-18 Februari 2022. Kedua pertemuan yang masuk dalam kategori "Finance Track" dalam gelaran G20 itu, akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
"Per hari ini, kesiapan penyelenggaraan dukungan logistik sudah mencapai hampir 100 persen," ujar Sekretaris Pokja Bidang Finance Track G20, Rudy Rahmaddi, ketika melakukan diskusi melalui Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema "Persiapan 2nd FCBD dan 1st FMCBG G20: Momentum Ekonomi Dunia Bangkit dan Pulih Bersama" pada Senin (14/2/2022).
Penyelenggaraan dua kegiatan itu, dilakukan dengan menggunakan metode pertemuan hybrid yaitu luring dan daring. Ada sejumlah delegasi yang telah konfirmasi kehadirannya secara luring atau datang langsung ke tempat pertemuan di JCC.
Kemudian, ada juga delegasi dari negara G20 yang melakukan konfirmasi menghadiri kedua acara secara daring melalui aplikasi komunikasi.
Berdasarkan data yang didapatkan pada 11 Februari 2022, seluruh delegasi negara G20 hadir, tercatat ada total 389 delegasi yang akan datang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 214 delegasi yang akan hadir secara virtual dan 175 delegasi yang akan hadir secara luring atau hadir langsung pada pertemuan itu.
Ada 10 negara yang hadir secara luring dan daring yakni Amerika Serikat (AS), Italia, Jepang, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Prancis, Argetntina, Australia, Turki, dan Inggris.
Ada delapan negara yang hanya menghadiri kegiatan tersebut secara daring yaitu Tiongkok, Kanada, Jerman, Brazil, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, dan India. Lalu, ada satu negara yang akan datang secara luring yakni Uni Eropa.
Kemudian, ada total 73 HoD yang rencananya akan menghadiri rangkaian gelaran G20 itu. Sebanyak 51 delegasi menghadiri kegiatan itu secara daring dan 22 delegasi yang menghadiri secara luring di JCC. Di antara jumlah itu, terdapat sejumlah oraganisasi internasional yang diundang yakni European Investment Bank (EIB), Financial Action Task Force (FATF), Financial Stability Board (FSB), Global Infrastructure Hub (GIH), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), World Bank, dan World Health Oragnization (WHO).
"19 Negara dan anggota G20 telah mendaftarkan diri untuk menghadiri kedua rangkaian acara tersebut," kata Rudy.
Menurut Rudy, penyelenggaraan ajang ini dilakukan secara hybrid, karena mempertimbangkan kondisi wabah global COVID-19 yang masih menjadi ancaman dari negara anggota G20. Dengan begitu, metode pertemuan itu dipilih, sebagai alternatif yang efektif dalam menyikapi fenomena penyebaran virus berbahaya tersebut yang masih melanda.
Berkaitan dengan penanganan pandemi, pihaknya juga telah melakukan serangkaian pencegahan yang mempertimbangkan berbagai aspek dari mulai awal kedatangan hingga kepulangan para delegasi yang hadir secara fisk. Supaya, penyelenggaraan gelaran G20 dapat dilakukan tanpa adanya hambatan dari wabah global yang masih melanda di tanah air.
"Kita sudah mempertimbangkan berbagai aspek, agar penyelenggaraan lepas dari dinamika pandemi," tuturnya.
Ragam Budaya Indonesia
Dari sisi penyelenggaraan, tambah Rudy, pihaknya akan menyuguhkan ragam budaya lokal yang dimiliki oleh wilayah penyelenggaraan terkait. Karena, FCBD dan FMCBG diselenggarakan di Jakarta, maka ragam kebudayaan milik daerah itu yang akan ditampilkan dalam pertemuan delegasi. Dengan menggandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hal itu akan segera dilakukan.
Dari mulai booth yang mempertunjukkan kekayaan kerajinan khas ibu kota yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ada kerajinan batik, perak, kerjainan bambu, hingga pengelohan limbah ditampilkan dalam dua ajang internasional itu.
Ketika masuk dalam sesi hospitality dinner, akan ditampilkan pertunjukkan wayang dengan tema "Tale of Blenchong". Dalam cerita tersebut, ada makna yang sangat kuat terkait dengan pemulihan pandemi yang tengah digaungkan oleh Indonesia yakni "recover together, recover stronger.
Kala masuk dalam sesi social program, para delegasi akan diajak melakukan kunjungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengunjungi beragam bangunan bersejarah. Yang diiringi oleh lagu keroncong khas ibu kota yang tentunya sangat menarik perhatian.
Pada sesi di hari terakhir, akan dilakukan pelepasliaran burung. Disertai pemberian souvenir khas UMKM Indonesai dari mulai tenun, alas meja, dan kopi. "Pada saat meeting atau pertemuan akan menciptakan momen yang tidak terlupakan," pungkasnya.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube FMB9