:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 10 Februari 2022 | 14:08 WIB - Redaktur: Untung S - 670
Jakarta, InfoPublik – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan aksi transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan serta berdampak positif pada sosial-ekonomi masyarakat.
Menurut Luhut, perubahan paradigma pasti akan berdampak pada perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis, dan lainnya. Jadi, Indonesia ingin yang berkeadilan, yang bebannya berat harus dibantu, yang sudah siap silahkan jalan sendiri selagi membantu yang belum mampu.
"Itu yang harus didukung penuh oleh kerja sama global yang kuat. Ini yang akan kita bangun di Presidensi G20 Indonesia. Inilah yang kita maksud dengan global deal," kata Luhut membacakan sambutan Presiden Joko Widodo saat peluncuran Transisi Energi G20 "Mencapai Kesepakatan Global Percepatan Transisi Energi", yang diselenggarakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara secara virtual, pada Kamis (10/2/2022).
Karena itu, sebagai bagian dari implementasi transisi energi di Indonesia, pemerintah akan terus mendorong lahirnya industri yang lebih hijau dan mendorong kontribusi swasta maupun filantropi melakukan pendanaan inovatif.
Selain itu, bagian penting dari transisi energi yaitu mendorong industri hijau salah satu contohnya pembangunan kawasan industri hijau di kalimantan utara.
Di sana, menurut Luhut, membutuhkan perencanaa dan kontribusi dari swasta salah satunya dalam bentuk pendanaan inovatif.
“Saya akan meminta komitmen global dari masing-masing pemimpin di G20, untuk bersama-sama kita menyepakati langkah-langkah kongkret dalam percepatan transisi energi yang berkelanjutan,” ujar Luhut.
Luhut menuturkan, Presidensi G20 Indonesia telah menetapkan tiga topik utama yaitu kesehatan global, transformasi ekonomi digital dan transisi energi.
Posisi Indonesia sebagai Presidensi dalam G20 2022, menjadi penting untuk bersama-sama mendorong transisi energi hijau yang berkelanjutan.
“Di G20 transisi energi, memiliki posisi sangat penting. Transisi energi itu pekerjaan rumah kita semua tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi seluruh negara G20 dan komunitas global, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga untuk korporasi, lembaga keuangan dan semua lembaga yang berkepentingan," tutur Menko Marves.
Dukungan Organisasi Internasional
Komitmen Indonesia mengupayakan kesepakatan global (global deal) dalam mengakselerasi percepatan transisi energi mendapat dukungan penuh dari sejumlah organisasi internasional.
Sebagai negara yang memiliki pengaruh di kawasan Asia Tenggara atas isu-isu energi global, Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA), Fatih Birol, mengatakan Indonesia punya pengaruh kuat di Kawasan Asia Tenggara atas isu-isu energi global.
"Sebuah kehormatan bagi saya dan IEA untuk mendukung agenda Indonesia apalagi sebagai negara berkembang pertama yang menjadi Presidensi G20. Apalagi saya dan Menteri ESDM tengah menjalankan kolaborasi Indonesia-IEA dan IEA dipercaya sebagai (salah satu) strategic advisor bagi pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 pada agenda Transisi Energi," kata Fatih.
Fatih bahkan mengapresiasi secara khusus kepada Presiden RI Joko Widodo, atas kebijakan-kebijakan mengatasi permasalahan pandemi COVID-19 dan secara spesifik memilih isu transisi energi sebagai agenda utama pada G20.
"Kepemimpinan Presiden Indonesia menghadapi pandemi sungguh menjadi inspirasi bagi para pemimpin dunia. Saya senang, Presiden Indonesia kali ini mengangkat transisi energi ke high level meeting G20," jelasnya.
Sementara itu, United Nations The Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) juga menegaskan dukungan penuh terhadap Presiden G20 Indonesia dalam mengusung isu transisi energi.
"ESCAP sangat mendukung upaya aspirasi Indonesia sebagai anggota ESCAP, dalam mendorong energi berkelanjutan. Kami akan membantu secara teknis rencana aksi terhadap implementasi energi bersih di negara berkembang, yang difokuskan pada negara-negara kepulauan. Dukungan terhadap Indonesia itu, akan diberikan secara maksimal," ujar Sekretaris Eksekutif ESCAP, Arsmida S Alisjahbana.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kementerian ESDM