Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Februari 2022 | 11:23 WIB - Redaktur: Untung S - 281
Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengatakan forum Transisi Energi G20, diharapkan menjembatani fokus Indonesia mendorong negara maju dan berkembang pada keanggotaan G20 untuk mempercepat proses transisi energi serta memperkuat kolaborasi.
"Juga memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan," kata Menteri ESDM saat peluncuran Transisi Energi G20 "Mencapai Kesepakatan Global Percepatan Transisi Energi", secara virtual, pada Kamis (10/2/2022).
Forum Transisi Energi G20 diluncurkan sebagai bagian Presidensi G20 Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021 hingga konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di November 2022 mendatang.
Presidensi itu, menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai warga global yang mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia yang stabil.
"Forum Transisi Energi diharapkan akan menghasilkan hasil persidangan G20 yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi energi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan," ujar Arifin.
Pada pilar transisi energi, imbuh Arifin, akan mengangkat tiga isu prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan.
"Dengan urgensi tiga isu itu, diharapkan dapat mencapai kesepakatan global dalam mengakselerasi transisi energi," tegasnya.
Melalui forum itu pula, Indonesia mampu menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan Agenda 2030 sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Hasil utama atau lighthouse deliverable itulah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi pasca-COP26 dan Presidensi G20 sebelumnya, dalam rangka mencapai Karbon Netral, yang Indonesia telah targetkan pada 2060, atau lebih cepat lagi dengan dukungan riil dari komunitas internasional," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, mewakili Presiden RI Joko widodo menekankan, aksi transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan serta berdampak pada sosial-ekonomi masyarakat.
"Perubahan paradigma pasti akan berdampak pada perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis, dan lainnya. Jadi, kita ingin yang berkeadilan, yang bebannya berat harus dibantu, yang sudah siap silahkan jalan sendiri selagi membantu yang belum mampu. Itu harus didukung penuh oleh kerja sama global yang kuat. Itu yang akan kita bangun di G20 Indonesia. Itulah yang kita maksud dengan global deal," ungkap Luhut.
Sebagai bagian dari implementasi transisi energi di Indonesia, menurut Luhut, pemerintah akan terus mendorong lahirnya industri yang lebih hijau dan mendorong kontribusi swasta maupun filantropi melakukan pendanaan inovatif.
Foto:
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id