:
Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Februari 2022 | 11:06 WIB - Redaktur: Untung S - 236
Jakarta, InfoPublik - Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA), Fatih Birol, mengatakan sebagai negara berkembang pertama yang memegang Presidensi G20, Indonesia punya pengaruh kuat di Kawasan Asia Tenggara atas isu-isu energi global.
"Sebuah kehormatan bagi saya dan IEA untuk mendukung agenda Indonesia. Apalagi saya beserta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menjalankan kolaborasi Indonesia-IEA. IEA dipercaya sebagai (salah satu) strategic advisor bagi pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 pada agenda Transisi Energi," kata Fatih, melalui keterangan yang ditayangkan dalam peluncuran Transisi Energi G20 "Mencapai Kesepakatan Global Percepatan Transisi Energi", secara virtual, pada Kamis (10/2/2022)
Fatih, bahkan mengapresiasi secara khusus kepada Presiden RI Joko Widodo atas kebijakan-kebijakannya mengatasi permasalahan pandemi COVID-19, dan secara spesifik memilih isu transisi energi sebagai agenda utama pada G20.
"Kepemimpinan Presiden Indonesia menghadapi pandemi, sungguh menjadi inspirasi bagi para pemimpin dunia. Saya senang Presiden Indonesia kali ini mengangkat transisi energi ke high level meeting G20," ujarnya.
Sementara itu, United Nations The Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) juga menegaskan dukungan penuh terhadap Presiden G20 Indonesia dalam mengusung isu transisi energi.
"ESCAP sangat mendukung upaya aspirasi Indonesia sebagai anggota ESCAP, dalam mendorong energi berkelanjutan. Kami akan membantu secara teknis rencana aksi terhadap implementasi energi bersih di negara berkembang, yang difokuskan pada negara-negara kepulauan. Dukungan terhadap Indonesia itu, akan diberikan secara maksimal," ujar Sekretaris Eksekutif ESCAP, Arsmida S Alisjahbana.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Kamis (10/2/2022), meluncurkan Forum Transisi Energi G20.
Forum itu, diharapkan menjembatani fokus Indonesia mendorong negara maju dan berkembang pada keanggotaan G20 untuk mempercepat proses transisi energi, serta memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan.
Transisi Energi G20 diluncurkan sebagai bagian Presidensi G20 Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022.
Presidensi itu, menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai warga global yang mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia.
"Forum Transisi Energi diharapkan akan menghasilkan hasil persidangan G20 yang lebih konkrit guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi energi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan," kata Arifin.
Pada pilar transisi energi, imbuh Arifin, akan mengangkat tiga isu prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan. "Dengan urgensi tiga isu ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan global dalam mengakselerasi transisi energi," jelasnya.
Melalui forum ini pula, Indonesia diyakini mampu menghimpun komitmen global yang lebih kuat, dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan Agenda 2030 sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Hasil utama atau lighthouse deliverable itulah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi pasca-COP26 dan Presidensi G20 sebelumnya, dalam rangka mencapai Karbon Netral, yang Indonesia telah targetkan pada 2060, atau lebih cepat lagi dengan dukungan riil dari komunitas internasional," harap Arifin
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kementerian ESDM