:
Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Februari 2022 | 11:06 WIB - Redaktur: Untung S - 213
Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memastikan isu transisi energi pada Presidensi G20 Indonesia 2020 akan matang dibahas, namun pencapaiannya memerlukan kemitraan global terutama anggota G20.
Isu transisi energi itu, menurut Arifin, akan dibahas melalui tiga topik prioritas yakni akses energi, teknologi, dan pendanaan.
Arifin menuturkan, tiga isu prioritas dari transisi energi itu, diharapkan bisa tercapai melalui kemitraan global.
Menurut Arifin, pihaknya mendapat tanggung jawab yang besar untuk mendukung keberhasilan transisi energi.
"Sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, G20 harus memberikan hasil yang konkret, termasuk transisi energi yang salah satu isu utama dari G20 selain penguatan kesehatan global dan transformasi ekonomi," kata Menteri Arifin, usai peluncuran Transisi Energi G20 "Mencapai Kesepakatan Global Percepatan Transisi Energi", secara virtual, pada Kamis (10/2/2022).
Arifin menegaskan, keberhasilan transisi energi juga akan mendukung terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
Selain itu, kata Arifin, melalui G20 para tamu akan merasakan keramahtamahan khas Indonesia.
"G20, menjadi kesempatan langka bagi Indonesia dan kami imbau semua pihak untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia 2022," tegas Arifin.
Selain itu, Arifin menuturkan forum transisi energi diharapkan akan menghasilkan hasil persidangan G20 yang lebih konkret, guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi energi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan.
Melalui forum itu pula, Indonesia akan mampu menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan Agenda 2030, sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Hasil utama atau lighthouse deliverable inilah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi pasca-COP26 dan Presidensi G20 sebelumnya, dalam rangka mencapai Karbon Netral, yang Indonesia telah targetkan pada 2060, atau lebih cepat lagi dengan dukungan riil dari komunitas internasional," jelas Arifin.
Sebagai bagian dari implementasi transisi energi di Indonesia, menurut Arifin, pemerintah akan terus mendorong lahirnya industri yang lebih hijau dan mendorong kontribusi swasta maupun filantropi melakukan pendanaan inovatif.
Selanjutnya, Menteri ESDM pun mengajak semua pihak untuk turut serta berkolaborasi aktif menyukseskan Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tema utama, yaitu Recover Together, Recover Stronger.
"Presidensi G20 merupakan kesempatan yang sangat langka bagi Indonesia. Marilah kita semua bersama-sama menyukseskan Forum Transisi Energi G20 2022 yang terdiri dari Rangkaian Pertemuan energy transitions working group (ETWG) dan energy transition ministerial meeting (ETMM), serta rangkaian virtual webinar events, investment forum, dan parallel events lainnya," harapnya.
G20 adalah kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kementerian ESDM