Kominfo Komitmen Angkat Isu Kesenjangan Digital di G20

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 9 Februari 2022 | 18:31 WIB - Redaktur: Untung S - 328


Jakarta, InfoPublik – Kesenjangan digital, menjadi isu yang sangat penting untuk di angkat dalam forum diskusi pertemuan G20, karena masih dialami sejumlah negara-negara rentan, jika dibandingkan dengan sejumlah negara anggota ekonomi terbesar dunia tersebut.

Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Sekjen Kominfo) dan Chair Digital Economic Working Group (DEWG), Mira Tayyiba, mengatakan walaupun menjadi instrumen utama dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19, namun masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum menggunakan layanan digital.

“Kesenjangan digital itu menjadi suatu tantangan. Jadi kesenjangan itu yang ingin kami address (angkat) di Digital Economic Working Group, karena pada prinsipnya transformasi digital Indonesia, sangat sejalan dengan kepentingan global juga,” ujar Sekjen Kominfo dalam Kick Off G20 on Education and Culture yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara hybrid (luring dan daring) pada Rabu (9/2/2022).

Menurut Mira, ada beberapa sebab suatu kelompok masyarakat belum memiliki kesempatan untuk menggunakan layanan digital, seperti akses infrastrukturnya terbatas, layanan yang dirasa terlalu mahal, dan tidak memiliki keterampilan ataupun literasi untuk menggunakan teknologi digital sehingga tidak ada nilai tambah yang dihasilkan

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kominfo, katanya, sangat konsen terhadap isu itu, karena bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menyebabkan kesenjangan semakin melebar atau digital paradoks.

“Jadi bagi yang tidak memiliki (akses ke taknologi digital) justru akan terisolir,” imbuhnya.

Lebih lanjut Mira menjelaskan, dengan menekankan pada inklusivitas, produktivitas, empowering dan sustainablility, teknologi digital tidak hanya sekedar dimanfaatkan, tetapi juga bisa menciptakan nilai dari pemanfaatan tersebut secara berkelanjutan.

Mira juga mengatakan realitas kesenjangan digital menjadi salah satu faktor DEWG di Presidensi Indonesia G20 2022 akan mengangkat tiga isu, yaitu aktivitas dan pemulihan pasca COVID-19, literasi dan ketrampilan digital, dan cross border data flow and data free flow with trust (aliran data lintas negara yang terpercaya).

“Di dalam itu ada beberapa sub topik, misalnya kalau kita bicara mengenai konektivitas, kita bisa juga mengenai keamanan digital, kita bicara mengenai online safety, merupakan salah satu itu saat ini termasuk untuk anak-anak yang termasuk kelompok rentan,” jelasnya.

Dengan upaya-upaya ini, lanjutnya, manfaatnya tidak hanya akan dirasakan sektor digital di Indonesia dan global, tetapi juga banyak sektor lainnya, termasuk faktor pendidikan.

Upaya ini juga menurutnya akan mengusung kolaborasi, bukan saja antara pemerintah dengan industri dengan komunitas, tetapi di dalam pemerintahan itu sendiri.

“Saya sangat paham isu digital diangkat oleh banyak working group (di G20). Jadi kami berupaya untuk berkolaborasi bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi digital secara produktif dan menciptakan suatu nilai tambah,” pungkasnya.

Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Kemendikbudristek