:
Oleh G. Suranto, Rabu, 9 Februari 2022 | 18:16 WIB - Redaktur: Untung S - 161
Jakarta, InfoPublik - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, berharap salah satunya kala pandemi 'Merdeka Belajar' yang diterapkan Indonesia, bisa menjadi contoh dan direplikasi oleh negara-negara di dunia melalui Presidensi G20 2022, sebagai sebuah model pendidikan yang ideal saat pandemi.
Momentum G20 Indonesia 2022 juga akan menjadi ajang memperkenalkan 'Merdeka Belajar' kepada dunia, sebagai praktik yang baik dan patut dicontoh hingga direplikasi.
Mendikbudristek juga berharap, Indonesia, dapat menginspirasi negara-negara maju dan berkembang, sekaligus mendapatkan kemitraan yang bermanfaat.
Mendikbudristek juga menegaskan momentum kepemimpinan Indonesia di G20 2022 sangat tepat, karena inilah saatnya Indonesia dapat menunjukkan karakter sebagai bangsa yang luar biasa.
“Salah satu nilai dasar dari bangsa kita, yakni gotong royong, semakin penting untuk membantu kita dan dunia untuk pulih dan bangkit,” tegas Nadiem saat mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan didorong pemerintah Indonesia pada perhelatan G20, yang dikemas dalam Kick Off G20 on Education and Culture secara daring, Rabu (9/2/2022).
Presidensi G20 Indonesia yang diterima Presiden Joko Widodo pada Desember 2021, menurut Nadiem adalah sangat tepat, karena Indonesia dan semua negara di dunia saat ini sedang berupaya bangkit dari pandemi COVID-19. Indonesia diyakini bisa mencatatkan dalam sejarah atas inisiatif-inisiatif brilian dalam bingkai pulih bersama.
“Ada empat agenda prioritas bidang pendidikan yang akan kami perjuangkan sebagai pimpinan Kelompok Kerja Pendidikan G20, dan nanti ketika pertemuan puncak dengan menteri-menteri pendidikan. Pertama, pendidikan universal yang berkualitas. Kedua, teknologi digital untuk pendidikan. Ketiga, solidaritas dan kemitraan. keempat, masa depan dunia kerja pascaCOVID-19,” terang Mendikbudristek.
Pada bidang kebudayaan, Menteri Nadiem mengatakan, “Indonesia mengajak dunia untuk mendorong praktik-praktik hidup berkelanjutan berbasis budaya dan tercetusnya konsensus global untuk mencapai hal tersebut. Akan ada Konferensi Seni dan Budaya untuk Pemulihan dan pertemuan puncak dengan menteri-menteri kebudayaan di kawasan Candi Borobudur yang menjadi kebanggaan kita bersama.”
Tema G20 yang Bermakna
Mendikbudristek mengajak para warga dan pemimpin dunia untuk menghasilkan aksi yang nyata dan bermakna.
“Mari wujudkan tema G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ jadi aksi nyata dan bermakna. Dengan semangat untuk pulih dan bangkit bersama, saya ingin mengajak semuanya untuk menguatkan gotong royong agar kita bisa menyukseskan presidensi G20 Indonesia, serta mewujudkan Merdeka Belajar, Merdeka Berbudaya,” ajaknya.
Secara simbolis, Mendikbudristek meresmikan G20 di bidang pendidikan dan kebudayaan dengan mencabut gunungan. Dalam pewayangan, gunungan menggambarkan kehidupan di alam semesta.
Pencabutan gunungan merupakan lambang pergantian lakon, di mana manusia berjuang dan berusaha mengubah jalan hidupnya.
Gunungan dalam logo G20 merepresentasi semangat dan optimisme masyarakat Indonesia, khususnya untuk bangkit dari pandemi dan segera memasuki babak baru kehidupan.
Foto: Kemendikbudristek/InfoPublik/Istimewa