:
Oleh G. Suranto, Rabu, 9 Februari 2022 | 17:58 WIB - Redaktur: Untung S - 371
Jakarta, InfoPublik - Melalui momentum Presidensi G20, Indonesia berkomitmen mewujudkan pemerataan akses dan kualitas pendidikan di semua tingkatan, yang sesuai dengan sistem keberlanjutan atau sustainable development goals (SDGs), khususnya untuk kelompok-kelompok yang rentan dalam upaya pemulihan pascaCOVID-19.
Hal itu merupakan salah satu dari empat isu strategis yang diangkat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahri, selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau Education Working Group saat Kick Off G20 on Education and Culture secara daring bersama Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makariem, Rabu (9/2/2022).
”Pertama pendidikan berkualitas untuk semua atau universal quality education. Isu itu berangkat dari tantangan untuk mendorong pemerataan akses dan kualitas pendidikan di semua tingkatan, khususnya untuk kelompok-kelompok yang rentan dalam upaya pemulihan pascaCOVID-19,” papar Iwan.
Isu kedua, teknologi digital dalam pendidikan atau digital technologies in education. Pada bagian itu, Iwan mengatakan pihaknya ingin menajamkan diskusi dan solusi, tentang bagaimana teknologi digital bisa menjadi jawaban atas permasalahan akses kualitas dan keadilan sosial di bidang pendidikan.
Ketiga, solidaritas dan kemitraan atau solidarity and partnership. Isu itu berkaitan dengan kearifan budaya bangsa Indonesia yaitu gotong royong. “Kita menawarkan kearifan budaya bangsa kita sebagai solusi dalam hidup kita, karena kita percaya, hanya dengan saling mendukung dan saling bekerja sama, kita bisa maju dan menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan global,” lanjut Iwan.
Kemudian, isu keempat Iwan menuturkan, adalah masa depan dunia kerja pascapandemi COVID-19 (the future of work post COVID-19).
Kemendikbudristek berpandangan bahwa kebutuhan dunia, terutama dunia kerja pascapandemi COVID-19 mengalami perubahan, karena itu dunia harus kembali melakukan reimajinasi bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan-tantangan dunia di masa mendatang.
Memperkuat Isu G20 2021
Dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, Kemendikbudristek akan memimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau Education Working Group.
Tahun lalu, G20 2021 di bawah Presidensi Italia dalam sesi Education Working Group telah dibahas secara luas mengenai isu dan ketimpangan akses pendidikan selama COVID-19.
Indonesia, dalam hal ini Kemendikbudristek sebagai pimpinan Education Working Group pada G20 2022 berpandangan bahwa inisiatif yang sudah dibahas tahun lalu itu, perlu diperkuat, sehingga pendidikan dapat dipulihkan dan dapat ditingkatkan lebih baik lagi dari masa sebelumnya.
“Negara-negara G20 saling bahu-membahu untuk membantu dunia dalam mengatasi ketimpangan akses pendidikan yang berkualitas dalam pemulihan pascapandemi COVID-19. Hal ini tentunya juga sejalan dengan tema yang kita angkat dalam Presidensi Indonesia dalam G20 itu yaitu Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama,” tutur Iwan.
Presidensi Indonesia dalam G20 merupakan hal yang penting, karena Indonesia sedang memegang estafet kepemimpinan. Kemendikbudristek mengajak seluruh kementerian dan lembaga yang terlibat dalam Education Working Group, serta unsur nonpemerintah yang terlibat untuk saling berkolaborasi dan saling menguatkan.
“Dalam Presidensi G20 Indonesia akan menunjukkan bahwa budaya gotong royong menjadi inspirasi bagi dunia untuk terus bersama-sama pulih dari pandemi dan melangkah ke depan menata kembali dunia yang lebih baik. Mari kita melangkah seiring sejalan terutama dalam menuntaskan pembahasan isu-isu prioritas yang saling berkaitan,” pungkas Iwan.
Foto: Kemendikbudristek/InfoPublik/Istimewa