:
Oleh Eko Budiono, Selasa, 8 Februari 2022 | 19:36 WIB - Redaktur: Untung S - 356
Jakarta, InfoPublik - Melalui momentum presidensi G20, Indonesia memastikan pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) akan diprioritaskan oleh pemerintah.
Sementara hal itu dilakukan untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang masa kontraknya tidak diperpanjang.
Langkah itu, bertujuan untuk mencapai target net zero emissions atau netralitas karbon pada 2060 mendatang.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, dalam Talkshow Youth Movement for G20 Energy Transitions, menyambut Energy Transition Working Group G20 pada Selasa (8/2/2022).
Menurut Dadan, Indonesia akan mengembangkan kendaraan listrik dan kompor listrik agar target net zero emissions itu tercapai.
"Kita mendorong implementasi smart grid dan Battery Energy Storage Systems agar net zero emissions pada 2060 tercapai," kata Dadan.
Smart grid adalah sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien.
Selain itu, kata Dadan, pihaknya akan mendorong penggunaaan bahan bakar nabati untuk percepatan pemanfaatan EBT.
"Pemerintah juga memberikan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mempercepat EBT," tegasnya.
Dadan menambahkan, sektor EBT di seluruh dunia telah menyediakan lapangan kerja untuk 12 juta orang pad 2020.
"Jumlah itu meningkat 65 persen dari 2012," ujarnya.
Dadan menuturkan, momentum presidensi G20 Indonesia ini merupakan waktu yang tepat agar dunia melalui prakarsa Indonesia di G20, bisa sama-sama bergandengan tangan mengatasi permasalahan dan tantangan global yang datang silih berganti setiap waktu.
"Nah apa yang menjadi komitmen Indonesia ini sama dengan tiga isu utama pada presidensi G20 Indonesia, yakni kesehatan global yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, serta transisi menuju energi berkelanjutan," tutur Dadan.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kementerian ESDM