Mendag: Presidensi G20, Meningkatkan PDB Indonesia Tiga Kali Lipat 

:


Oleh Tri Antoro, Selasa, 8 Februari 2022 | 15:14 WIB - Redaktur: Untung S - 337


Jakarta, InfoPublik - Keketuaan G20 Indonesia diyakini membuka peluang meningkatkan gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) perkapita dalam negeri secara signifikan. Diproyeksikan peningkatannya mencapai tiga kali lipat dalam waktu yang singkat ke depan. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) PDB pada 2021, PDB perkapita mencapai Rp62,2 juta atau setara dengan nilai USD4.349,5 

"Kesempatan bagi Indonesia meningkatkan GDP per kapita tiga kali lipat," ujar Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, dalam diskusi inagurasi kelompok kerja perdagangan, investasi dan ndustri atau trade, investment and industry working group (TIIWG) pada Selasa (8/2/2022). 

Melalui gelaran itu, kata Mendag, kebijakan hilirisasi industri yang tengah digenjot oleh Indonesia akan semakin dilirik oleh para anggota peserta gelaran G20. Sehingga, banyak peluang kerja sama yang dapat terjalin pada ajang internasional itu. 

Diproyeksikan, terdapat nilai tambah yang mencapai USD20 miliar yang mampu didapatkan pada setiap komoditas yang menjadi target sasaran hilirisasi industri. 

Angka fantastis itu, tentunya dapat berpengaruh positif terhadap sejumlah indikator utama dalam menentukan PDB. "Kita mungkin kebanjiran nilai tambah sebesar USD20 miliar," imbuhnya. 

Saat ini, hilirisasi industri dari sejumlah komoditas pertambangan telah menunjukkan angka peningkatan yang menggembirakan. Ada empat produk hasil hilirisasi industri yang kini berpengaruh terhadap penerimaan negara. 

Produk yang dimaksud antara lain besi baja, crude palm oil (CPO), otomotif, dan elektronik. Semuanya merupakan sektor yang mendominasi dalam neraca perdagangan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah pada 2021. 

Dikarenakan, produk tersebut kini diminati oleh banyak negara, sehingga mengalami lonjakan tajam dalam beberapa waktu belakangan. Rilis dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2021 mencatat, rekor ekspor perdagangan yang pertama kali dalam sejarah Indonesia mencapai USD231.54 miliar. 

"Hasil hilirisasi pertambangan masuk top five atau lima besar rekor perdagangan ekspor," tuturnya. 

Mendag optimis, peluang ini akan berdampak positif kepada perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu mendatang. Sehingga, setiap peluang itu harus dioptimalkan oleh seluruh pemangku kepentingan yang terkait.  

Dengan begitu, kolaborasi antar lintas instansi pemerintah sangat diperlukan dalam mengoptimalkan hal itu. Melalui langkah sinergi antar lembaga, tentunya akan semakin membuka peluang meraih hal itu. 

"Bahu-membahu antar Kementerian Investasi, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian penting dalam ajang G20," pungkas Mendag. 

Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kemenperin