:
Oleh Baheramsyah, Selasa, 8 Februari 2022 | 14:58 WIB - Redaktur: Untung S - 336
Jakarta, InfoPublik - Indonesia akan mencatatkan sejarah dalam presidensi G20 pada 2022, karena untuk pertama kalinya isu industri dibahas secara khusus. Sehingga kelompok kerjanya menjadi Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam inagurasi TIIWG secara virtual, Selasa (8/2/2022) mengungkapkan bahwa penambahan nomenklatur industri dalam TIWG presidensi G20 Indonesia itu merupakan prakarsa Pemerintah Indonesia.
Untuk itu, guna memanfaatkan momentum terbaik tersebut, Pemerintah Indonesia akan mendorong kolaborasi negara-negara G20 dalam melakukan terobosan dan aksi nyata pada sektor perdagangan, investasi, dan industri guna berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global.
"Upaya itu, nantinya dapat turut memacu kinerja dan daya saing sektor industri di tanah air dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Menperin.
Menpering mengungkapkan, adapun isu besar yang siap diangkat pada forum G20, yaitu mulai dari arsitektur kesehatan dunia yang harus dibangun karena adanya pandemi COVID-19, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan atau ekonomi hijau.
“Dari ketiga isu itu, kita punya kepentingan di sektor industri. Misalnya, di aspek kesehatan, kami berharap bisa mendobrak akses yang fair terhadap industri farmasi dan alat kesehatan, khususnya terkait dalam produksi dan distribusinya,” ungkap Agus
Sementara itu, untuk aspek transformasi digital, Indonesia telah siap mengadopsi teknologi industri 4.0. Hal itu diwujudkan melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Kemudian, dalam aspek transisi energi, kami berharap sektor industri di Indonesia dapat memenuhi standard berkelanjutan sehingga bisa berdaya saing global,” tandasnya.
Isu prioritas lainnya menurut Menperin, yakni perdagangan dan investasi terhadap arsitektur kesehatan dan pemulihan dari pandemi secara global, pengembangan ekonomi digital dan rantai pasok global yang berkelanjutan, memacu investasi yang berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global, serta strategi bersama untuk industrialisasi inklusif dan berkelanjutan melalui penerapan industri 4.0.
“Kami berharap agar aspek substansi yang diangkat pada pertemuan TIIWG tersebut dapat diterima dengan baik oleh para negara anggota G20, dan menjadi topik pembahasan yang terus berkembang dalam Presidensi G20 selanjutnya,” papar Agus
Menperin menambahkan, rangkaian TIIWG dapat dimanfaatkan untuk menampilkan sejumlah kemajuan pembangunan Indonesia, mulai dari bidang infrastruktur, sektor industri, konektivitas yang terintegrasi, hingga pelaksanaan program vaksinasi Indonesia.
“Ini menjadi momentum yang baik buat kita, karena dapat meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia khususnya dalam penanganan pandemi, yang akhirnya akan memacu peningkatan investasi di Indonesia,” imbuhnya.
Terkait dengan pertemuan G20 TIIWG, Menperin menuturkan, acara itu akan dibuka dengan keindahan budaya dan keelokan warisan tradisi Indonesia di Kota Solo yang tetap terawat dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta teknologi.
Solo akan menampilkan pencapaian Indonesia dalam pengembangan sektor industri dan mengajak negara-negara G20 berkolaborasi dalam memanfaatkan teknologi untuk mencapai industri yang inklusif dan berkelanjutan, untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat.
“Pada forum G20, Pemerintah Indonesia akan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger. Maksud tema itu adalah untuk meningkatkan sinergi, aksi kolektif dan kolaborasi inklusif antara anggota G20 dan dunia guna mencapai pemulihan dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” pungkas Menperin Agus Gumiwang.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kemenperin