:
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 4 Februari 2022 | 22:39 WIB - Redaktur: Untung S - 162
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan berbagai langkah untuk memperkuat peran humas pemerintah, baik pusat maupun daerah, di Presidensi Indonesia G20 2022.
Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Direktur TKKKP Ditjen IKP Kominfo), Hasyim Gautama, mengatakan penguatan humas pemerintah merupakan faktor penting dalam membangun kepercayaan (trust) masyarakat, baik di dalam dan luar negeri melalui orkestrasi.
“Arahan Presiden Joko Widodo adalah ingin membangun trust Indonesia, bukan hanya di masyarakat kita, tetapi juga dari luar negeri. Itu adalah target bagaimana kita (humas pemerintah) melakukan orkestrasi,” ujar Direktur TKKKP Kominfo dalam webinar dan talkshow “Kick Off Setneg Mantul Road to G20” pada Jumat (4/2/2020).
Webinar ini juga dihadiri Oleh Direktur Jenderal (Dirjen) IKP Kominfo Usman Kansong, Sekretaris Kementerian Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Setya Utama, Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, Staff Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab, Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan, dan Kepala Biro Humas Kemensetneg Edy Cahyo Sugiarto.
Lebih lanjut Hasyim menjelaskan, dalam melakukan penyampaian diseminasi informasi terkait Presidensi Indonesia G20 2022, humas pemerintah harus mengesampingkan ego sektoral dan merespon pertanyaan masyarakat dan media secara cepat dan memberi umpan balik secara langsung atau real-time.
Strategi awal itu, diakui cukup berat karena harus selalu siap selama 24 jam, tetapi bisa disiasati dengan menerapkan sistem piket atau bergantian,
“Itu biasanya jadi keluhan, ternyata humas pemerintah itu tugasnya secara real time, berarti tak ada istirahatnya gitu, tapi kita bisa gantian (dengan jadwal piket),” katanya.
Selain itu, humas pemerintah diharapkan membangun agenda setting dan narasi di media sosial, juga dengan respon yang cepat karena sifatnya sangat dinamis atau berkembang hanya dalam hitungan jam, bahkan menit.
Dalam agenda setiing ini, humas pemerintah juga akan mengelola tiga isu yang diangkat dalam presidensi Indonesia G20 menjadi agenda ruang publik, yakni memperkuat arsitektur Kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
“Kita tidak hanya bicara tentang tiga isu yang besar tadi, tetapi bagaimana membumikan narasi itu,” imbuhnya.
Menurut Hasyim, humas pemerintah juga harus membuat narasi turunan yang dikombinasikan dengan narasi utama supaya masyarakat tidak bosan dengan isu yang ada.
Narasi turunan tersebut bisa bertemakan pemulihan pandemi COVID-19, pemulihan krisis pangan, kesetaraan, keadikan, kearifan lokal dan lainnya.
“Tema Indonesia juga bisa dari IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, ada local wisdom (kearifan lokal) itu bisa juga dijadikan sebagai narasi turunan dalam G20 ini untuk jadi orkestrasi,” tuturnya.
Di samping narasi, lanjutnya, yang perlu dilakukan adalah menentukan kanal informasi yang tepat supaya bisa mencapai dampak yang diinginkan.
Dengan strategi dan sinergi antar lembaga ini, Hasyim optimistis orkestrasi dalam Presidensi Indonesia G20 akan berjalan baik, yang dibuktikan dengan menjadi trending topik urutan keenam di media sosial pada Desember 2021 lalu.
“ini luar biasa merupakan hasil kerja kita bersama dari Kementerian dan Lembaga (K/L) dan Dinas Kominfo Pemerintah Daerah (Pemda),” tandasnya.
Foto: YouTube/Zoom