Presidensi G20: Penuh Risiko, BI Optimis Perekonomian 2022 Terjaga

:


Oleh lsma, Jumat, 28 Januari 2022 | 15:13 WIB - Redaktur: Untung S - 375


Jakarta, InfoPublik - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya memiliki pandangan yang optimistis terhadap perekonomian 2022, meskipun terdapat risiko yang harus dihadapi dalam menavigasi ekonomi.

"Semangat ini harus terus dibangun, termasuk dalam Presidensi G20 Indonesia," kata Perry dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Perry memaparkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga meskipun terdapat berbagai risiko, termasuk normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Indonesia, memiliki ketahanan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,7 – 5,5 persen pada 2022, dan inflasi yang diprakirakan meningkat namun tetap dalam kisaran target 3 persen+1 persen.

Selain itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan rendah dan terkendali dengan cadangan devisa yang memadai dalam mendukung stabilitas eksternal.

"Kebijakan Bank Indonesia akan difokuskan untuk menjaga stabilitas dan sekaligus mendorong pemulihan ekonomi," ujar Perry.

Sementara itu, lanjut Gubernur BI, normalisasi kebijakan likuiditas dilakukan dengan tetap memastikan partisipasi dalam pembelian surat berharga negara (SBN) untuk pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.

Suku bunga akan dipertahankan pada level yang akomodatif hingga terdapat tanda peningkatan inflasi. Di sisi lain, kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau, diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Emmanuel Roman, CEO PIMCO, salah satu manajer investasi terbesar dunia menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, memiliki prospek jangka panjang yang baik didukung oleh berbagai faktor, termasuk demografi.

"Namun, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai seperti geopolitik, COVID-19 yang masih memiliki ketidakpastian akan berakhir, normalisasi kebijakan The Fed, transisi menuju ekonomi hijau, dan transformasi perkembangan teknologi digital," kata Emmanuel Roman.

Foto: D.Kom BI