:
Oleh Tri Antoro, Kamis, 27 Januari 2022 | 20:27 WIB - Redaktur: Untung S - 218
Jakarta, InfoPublik - Pertemuan perdana atau inception meeting bussiness 20 (B20) dalam gelaran Presidensi G20 diharap memberikan tawaran konkret terhadap berbagai permasalahan global. Sehingga, dapat dijadikan sebagai dasar dalam menjalin kemitraan yang dibangun antara pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam ajang itu.
"Saya sangat berharap komunitas B20 akan memberikan tawaran-tawaran konkret yang bisa menjadi bagian dari capaian konkret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dalam hal kemitraan publik dan swasta global," kata Presiden Joko widodo saat membuka pertemuan perdana B20 secara virtual pada Kamis (27/1/2022).
Menurut Presiden, pertemuan yang dihadiri oleh pejabat teras dari anggota G20 tentunya berpeluang besar membuka jalinan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan ke depan. Idealnya, setiap delegasi yang mengikuti kegiatan itu dapat berkolaborasi secara optimal ketika mengatasi masalah global yang datang.
"Mengajak G20 dan B20 untuk berkolaborasi menciptakan terobosan-terobosan dan aksi nyata untuk berkontribusi lebih besar," imbuh Kepala Negara.
Secara khusus, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak komunitas B20 ikut berperan aktif dalam mewujudkan tiga agenda besar yang saat Indonesia gaungkan melalui perhelatan akbar G20, yakni transisi menuju ekonomi hijau, transformasi ekonomi digital, dan perbaikan arsitektur kesehatan global.
Pertama, Indonesia tengah melakukan transisi menuju ekonomi hijau dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Mengingat, potensi energi listrik yang dimiliki oleh ibu pertiwi sangat besar yakni sekitar 418 Gigawatt yang bisa dihasilkan dengan mengoptimalkan melalui aliran sungai. Angka itu, bisa bertambah semakin tinggi dengan adanya pengelolaan energi dari panas bumi (geothermal), angin, dan tenaga surya.
Saat ini, Indonesia tengah berupaya mengurangi secara signifikan penggunaan energi yang berasal dari fosil maupun mineral lainnya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memiliki daya sekitar 5,53 Gigawatt tengah dinonaktifkan oleh pemerintah.
Dalam mewujudkan hal itu, lanjut Presiden, diperlukan investasi yang sangat besar dalam beberapa waktu ke depan. "Kami mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang mulus tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat kecil," ungkap Presiden Jokowi.
Kedua, Indonesia tengah melakukan transformasi ekonomi digital di berbagai sektor, termasuk bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan melakukan hal itu, maka akan berdampak positif terhadap eksistensi para pelaku UMKM yang akan semakin mudah dalam mengembangkan usahanya di masa mendatang melalui sektor digital.
Dalam beberapa waktu belakangan, ekonomi digital yang berkembang di tanah air telah berhasil menarik sebanyak 8.4 juta pelaku UMKM menggunakan ruang digital dalam melakukan kegiatan produktif. Itu membuktikan, bahwa keberadaam ekonomi digital menjadi peluang para UMKM dalam negeri menjadi lebih berkembang daripada sebelumnya.
Banyaknya pelaku UMKM yang beralih, disebabkan oleh banyak platform aplikasi pasar digital yang dimiliki oleh Indonesia. Tercatat, Indonesia saat ini memiliki perusahaan start up dengan kategori unicorn sebanyak 8 platform aplikasi digital. Platform tersebut antara lain Bukalapak, Tokopedia, Xendit, Ovo, J&T Ekspress, Traveloka, Onlinepajak dan Ajaib.
Kemudian, memiliki perusahaan start up dengan kategori decacorn yakni aplikasi Gojek. Manfaatnya, tentu akan membuat produk-produk unggulan dalam negeri yang dimiliki oleh UMKM dapat dipasarkan menjadi lebih luas ke depan.
"Pemerintah mendorong sektor UMKM, untuk memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produknya," tutur Presiden.
Terakhir, Indonesia mengajak seluruh negara G20 untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan arsitekstur kesehatan global. Dengan memprioritaskan pada penanggulangan bersama wabah global COVID-19. Melalui pemerataan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan.
Kolaborasi itu sangat penting, dalam mengentaskan wabah global COVID-19 yang telah membuat sejumlah kerugian di berbagai sektor. Dengan cara menjalin kerja sama, maka niscaya penanganan wabah global ini dapat segera dilakukan dengan secara efektif di semua negara.
"Kami juga mengundang investasi di sektor kesehatan di Indonesia yang sekaligus memperkuat sistem pertahanan kesehatan global," pungkas Kepala Negara.
Foto: Istimewa