:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 27 Januari 2022 | 19:39 WIB - Redaktur: Untung S - 204
Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengajak negara-negara di dunia untuk menjadikan pertanian sebagai sektor utama dalam menghadapi berbagai krisis seperti kelaparan dan kemiskinan. Pertanian berkelanjutan adalah solusinya.
Apalagi kata SYL, semua negara di dunia saat ini sedang menghadapi pandemi COVID-19 varian baru omicron, yang berdampak pada menurunnya kesehatan dan ketersediaan pangan.
"Pada 2022 masyarakat dunia masih menghadapi sejumlah tantangan global akibat dampak pandemi. Bahkan saat ini, kita dihajar oleh perubahan iklim yang menjauhkan kita dari tujuan pembangunan berkelanjutan seperti pengentasan kelaparan dan kemiskinan. Karena itu, ketahanan pangan harus menjadi isu sentral dalam keseluruhan pertemuan G20 kelompok kerja bidang pertanian pada 2022 dan tahun-tahun berikutnya," ujar Mentan saat menghadiri Kick-off AWG G20 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (27/1/2022.
Menurut SYL, pandemi global telah menciptakan tantangan baru terhadap ketahanan pangan dan nutrisi kesehatan masyarakat, yang diakibatkan pembatasan pergerakan pada barang dan jasa baik di tingkat lokal, regional maupun global. Juga, tertutupnya jalur logistik dan distribusi yang membuat banyak negara mengalami krisis pangan.
"Sementara itu, beberapa negara menerapkan proteksi stock nasional, yang berdampak pada ketidakseimbangan pada sistem ketahanan pangan global pada tingkat nasional. Hal itu, menyebabkan peringkatan resiko pada akses pangan dan nutrisi terutama pada penduduk miskin di desa dan daerah perkotaan," katanya.
Ke depan, tutur Mentan SYL, negara G20 harus terus bersinergi dalam memastikan ketahanan pangan dan gizi masyarakat dunia, agar tetap terjadi keseimbangan serta jaminan keandalan kepastian perdagangan pangan juga pertanian lintas batas negara.
"Kelompok kerja bidang pertanian presidensi G20 harus mengidentifikasi tiga isu utama, yaitu membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka dan ketiga mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital," tutur Mentan.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Italia, H.E Mr. Stefano Patuanelli menyampaikan terima kasih atas masukan Menteri SYL dan kontribusi pertanian Indonesia terhadap pangan global.
Apalagi, menurut Stefano, negara-negara di dunia sedang menghadapi tantangan global yang berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
"Terlebih lagi dalam konteks pandemi saat ini, sangat diperlukan upaya bersama dan tanggung jawab dari komunitas international. Dalam dunia yang makin saling terhubung, multilateralisme, adalah kunci untuk mengatasi tantangan dan G20 dengan menyadari peran pentingnya, selalu berkomitmen untuk mencari solusi bersama yang efektif dan adil sebagai pijakan dalam meraih masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan," ungkap SYL.
Sekertaris Jendral Kementan RI, Kasdi Subagyono, menambahkan bahwa kelompok kerja bidang pertanian merupakan salah satu kelompok kerja yang berada di bawah sherpa track, dan diampu oleh Kementerian Pertanian selaku ketua dari kelompok kerja tersebut.
"Saat in, kita telah menyusun dokumen issue note dengan mengangkat tema balancing production and treat to fulfill food for all. Kemudian, memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber pertanian dalam negeri, serta jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara. Untuk memenuhi kecukupan pangan bagi semua orang," tutupnya.
Foto: Humas Kementan/Istimewa