:
Oleh Baheramsyah, Kamis, 27 Januari 2022 | 19:24 WIB - Redaktur: Untung S - 404
Jakarta, InfoPublik – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan dalam pertemuan kelompok kerja pertanian G20 Presidensi Indonesia, akan mengidentifikasi tiga isu prioritas yang telah menjadi bahasan fokus semua rangkaian G20 2022.
Isu tersebut antara lain. Pertama, membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dapat dipresiksi dan transparan. Ketiga, mendorong bisnis pertanian yang inovatif, melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan yang ada.
“Ketiga prioritas tersebut kami rangkum dalam satu tema besar menjadi identitas kelompok pertanian Presidensi Indonesia yaitu balancing production encreat to full fill food for all. Melalui pemilihan tema tersebut kami berharap, para menteri pertanian negara G20 dapat menyepakati komitmen bersama dalam keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber produksi pertanian dalam negeri dan jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara untuk menjamin kecukupan pangan bagi kita semua,” kata Mentan dalam acara G20 Agriculture Working Group (AWG) Kick off Metting bertema “Balancing Production And Trade To Full Fill Food For All” di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Mentan mengungkapkan, pada 2022 ini masyarakat dunia menghadapi tantangan global akibat pandemi dan perubahan iklim global, yang telah memojokan pencapaian pembangunan berkelanjutan. Khususnya, tujuan pengentasan kelaparan dan kemiskinan yang menjadi tanggung jawab bersama
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan bahwa ketahanan pangan, kelaparan dan kemiskinan menjadi isu sangat sentral harus dicapai dalam pertemuan kelompok G20 di bidang pertanian
“Saya sependapat dengan menteri pertanian Italia, bahwa ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pertemuan seluruh kelompok G20 di bidang pertanian. Pada tahun ini, tentang ketahanan pangan dan masyarakat kelaparan dan kemiskinan isu sangat sentral harus dicapai oleh kelompok G20 bidang pertanian,” tutur Mentan.
Mentan mengungkapkan, pandemi global telah menciptakan tantangan ketahanan pangan, di antaranya kurangnya nutrisi akibat dari pembatasan kegiatan akibat pandemi baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Jalur distribusi pangan, juga terdampak sangat serius. Sementara beberapa negara melakukan proteksi yang berdampak pada ketidakseimbangan sistem pangan global.
“Pada tingkat nasional hal itu dapat menyebabkan peningkatan resiko pada akses pangan dan nutrisi, terutama bagi penduduk miskin di desa dan perkotaan. Pada tingkat global memperparah ketahanan pangan dan nutrisi negara berkembang dan negara terbelakang lainnya,” jelas Mentan.
Mentan menambahkan, situasi ini semakin komplek terutama pada tantangan perubahan iklim, penurunan dan degradasi sumber daya alam serta ancaman penularan penyakit lintas batas negara. Maka, di depan mata kita harus cari solusinya sebagai satu komunitas global, hal itu perlu dukungan dari sektor pertanian dalam penyediaan dan menjamin pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, tanpa membiarkan satu orang pun tertinggal di belakang kita semua “leaving no one behind us”.
“Untuk itu saya memohon dukungan dari seluruh stakeholders pertanian, untuk kesusksesan rangkaian perundingan G20 2022 yang akan diselenggarakan di Indonesia,” tutupnya.
Foto: Istimewa