Indonesia Bawa Isu Keterwakilan Ekonomi Perempuan di G20 Empower

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 26 Januari 2022 | 16:30 WIB - Redaktur: Untung S - 332


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) terlibat aktif dalam Rapat Awal (initial meeting) G20 Empower, yang digelar aliansi pemerintah Indonesia bersama pihak swasta untuk Pemberdayaan dan Kemajuan Keterwakilan Ekonomi Perempuan.

Rapat itu juga membahas isu prioritas dan rangkaian acara G20 Empower, yang akan diselenggarakan sepanjang Presidensi G20 Indonesia 2022.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KemenPPPA, Indra Gunawan, menyatakan keterlibatan dan peran perempuan di sektor swasta dan publik, menjadi salah satu fokus utama kepemimpinan G20 Indonesia.

"Kami percaya melalui kerja sama global ini, tantangan yang dihadapi perempuan khususnya dalam pemulihan pandemi COVID-19 akan berkurang, termasuk melalui kolaborasi antara sektor swasta, lembaga pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait," ujar Indra dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Rabu (26/1/2022).

Indra menuturkan, Indonesia akan mengawal dan memastikan akses yang setara terkait pelayanan vaksinasi COVID-19, ekonomi digital, serta mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. "Selain itu, kami juga mendorong partisipasi sektor swasta dalam mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya UMKM yang dijalankan perempuan," kata Indra.

Pandangan serupa juga diutarakan Chairwoman G20 Empower, Yessie D. Yoesetya. Dia menegaskan, G20 Empower merupakan aliansi paling inklusif yang digerakkan oleh pemerintah dan pihak swasta. "Tujuannya untuk mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di negara-negara G20," ucap Yessie.

Yessie menjelaskan, G20 Empower Indonesia akan memperkuat isu-isu presidensi sebelumnya dan menyusun tiga tema penting, yaitu akuntabilitas implementasi indikator kinerja utama/KPI, perempuan di usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, serta membangun ketahanan digital dan keterampilan masa depan untuk perempuan.

"G20 Empower akan memperkuat isu-isu prioritas dengan menangani perempuan UKM dan kapasitas masa depan perempuan sebagai pemulih ekonomi. Kami akan berkontribusi pada pencapaian "brisbane goals" dengan meminimalkan kesenjangan tingkat partisipasi antara laki-laki dan perempuan, termasuk mendukung 25 persen dari kemampuan kerja dan angkatan kerja perempuan, berinvestasi dalam sistem pendidikan dan pelatihan, serta meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja," jelas Yessie.

Dalam rapat tersebut juga dijelaskan, G20 Empower akan mengadakan dua kegiatan hybrid, yaitu plenary meeting di Yogyakarta, dan G20 Women’s Empowerment ministerial meeting di Bali.

Kegiatan ini diharapkan akan menghadirkan aliansi dari G20 Empower yaitu 63 delegasi, 28 negara/organisasi internasional, dan 265 advocates. Di bawah Presidensi Indonesia, G20 Empower berharap dapat meningkatkan jumlah advocates, yaitu menjadi 500 orang, dan pada Presidensi Italia sebanyak 250 advocates.

Selain itu, G20 Empower juga mendapat bantuan dari BCG (boston consulting group) yang mendukung penuh strategi dan implementasi sebagai knowledge partner. BCG menjelaskan, terkait dengan tema pertama, yaitu akuntabilitas implementasi KPI, pihaknya akan mendorong transparansi dan peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Selain itu juga mendorong perbaikan kesenjangan partisipasi gender melalui jaringan advocates.

Sementara terkait tema kedua, BCG mendukung peningkatan kesempatan kerja bagi perempuan melalui sektor usaha kecil dan menengah (UKM), dengan mendukung perusahaan swasta dan menumbuhkan UKM perempuan sebagai bagian dari ekosistem pertumbuhan ekonomi. Pada tema ketiga, BCG mendukung peningkatan dan penyiapan rencana aksi perusahaan swasta untuk merancang program pelatihan berdasarkan keterampilan utama.

Pada kegiatan initial meeting ini, beberapa co-chair country juga turut terlibat, di antaranya Jepang, Italia, Kanada, dan India. Di bawah Presidensi Indonesia, G20 Empower memperluas kerja sama di luar troika, sehingga terdapat kerja sama dengan co-chair country tersebut. Hal ini pun, mendapatkan dukungan penuh oleh semua perwakilan dari negara-negara G20.

Nantinya, Italia akan berfokus pada koordinasi antarmitra, seperti organisation for economic co-operation and development (OECD), international labour organization (ILO), dan forum ekonomi dunia untuk memanfaatkan pengukuran KPI.

Sementara itu, Jepang berfokus pada buku pedoman 2022 (playbook 2022) sebagai hasil utama serta berencana membuat video terkait pemanfaatan terbaik dari playbook tersebut. Jepang juga akan melakukan wawancara dan berbagi cerita dari para advocates terpilih untuk pemanfaatan yang baik dari praktik dan pengetahuan ketenagakerjaan.

Sementara Negara co-chair lainya, yaitu Kanada, akan fokus pada komunikasi dan hubungan masyarakat. Di sisi lain, India akan berfokus pada dukungan untuk membangun kemampuan digital yang merupakan issue note ketiga dengan tujuan mengubah dunia menuju pemberdayaan perempuan untuk mengurangi kesenjangan gender dan kesenjangan upah gender.

Terdapat sesi interupsi dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Korea Selatan, Prancis, Meksiko, dan Belanda dimana semuanya mendukung kesuksesan dari Presidensi G20 Indonesia, dan siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan perkembangan ekonomi.

Foto: Kemen PPPA