:
Oleh Tri Antoro, Senin, 17 Januari 2022 | 15:14 WIB - Redaktur: Untung S - 300
Jakarta, InfoPublik - Presidensi G20 Indonesia diharapkan membuat kepemimpinan global dapat menyelesaikan setiap tantangan ketidakpastian yang terjadi di masa mendatang. Sehingga, setiap negara dapat bersinergi dalam menyelesaikan permasalahan global yang akan terjadi dengan melalui upaya kerja sama secara aktif.
"Diperlukan sebuah kepemimpinan global yang bisa membuat semuanya kembali menjadi pasti," ujar Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan secara virtual pada Senin (17/1/2022).
Melalui gelaran ini, lanjut Presiden, Indonesia akan membawa serangkaian ide-ide yang akan membuat perubahan pada kepemimpinan global menjadi lebih perhatian terhadap setiap permasalahan internasional yang terjadi. Dengan begitu, setiap tantangan yang datang dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat ke depan.
"Dan saat ini kita menjadi keketuaan di negara-negara G20, negara dengan GDP terbesar di dunia. Inilah yang tadi saya sampaikan sebuah keadaan yang tidak mudah," kata Presiden.
Hal ini dibutuhkan, sebab perpaduan dari sejumlah tantangan yakni revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, dan penyebaran wabah global COVID-19 menambah tingkat kesulitan dalam menangani ketidakpastian global. Dengan begitu, kebijakan yang kerap dilakukan oleh pimpinan negara kerap kali berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Karena, tiga hal tersebut, tidak pernah diperhitungkan kemunculannya pada beberapa waktu yang lalu. Dampaknya, terjadi kelangkaan energi, pangan, dan kontainer. Selaras dengan hal itu, juga terjadi kenaikan harga produsen yang berdampak pada harga konsumen ke depan.
"Juga kenaikan harga produsen, karena semua bahan baku naik, ada kenaikan harga produsen yang nanti imbasnya akan menyebabkan juga kenaikan harga konsumen," jelas Presiden.
Sebelumnya, tema "Recover Together, Recover Stronger" dalam perhelatan G20 sudah tepat dengan konteks penanganan wabah global COVID-19 saat ini. Mengingat, sejumlah negara anggota G20 masih berjuang dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 varian Omicron di negaranya masing-masing dalam beberapa waktu belakangan ini.
Dengan adanya tema ini, maka diharapkan setiap delegasi negara yang mengikuti ajang G20 ini dapat termotivasi dalam mengatasi dampak wabah global ini secara efektif. Sehingga, pascapertemuan dilakukan seluruh negara anggota G20 mampu bangkit bersama dan pulih dengan lebih kuat di berbagai sektor terdampak pandemi.
"Saat ini memang negara-negara G20 bergelut dengan varian omicron. Tema G20, sangat relevan sekali, karena kita ingin bangkit bersama dan kita ingin pulih dengan lebih kuat," kata Presiden Joko Widodo beberapa waktui lalu.
Salah satu cara yang digaungkan oleh Indonesia dalam gelaran G20 adalah mengajak negara-negara maju kelompok G20 untuk mendukung sepenuhnya akses pemerataan vaksinasi COVID-19 di berbagai belahan dunia. Dengan begitu, negara-negara yang masuk dalam kategori negara miskin dan berkembang dapat terpenuhi kebutuhan vaksin tersebut.
Foto: Arsip Kemenlu