Ini Tiga Isu Utama yang Dibahas di Kick Off G20 Joint FHTF

:


Oleh Putri, Kamis, 23 Desember 2021 | 07:05 WIB - Redaktur: Untung S - 266


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan Indonesia-Italia memimpin Kick Off G20 Joint Finance-Health Task Force (FHTF) yang berlangsung secara hybrid di Jakarta pada Senin (20/12/2021).

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari KTT G20 di Roma, Italia pada 29 Oktober 2021 lalu, yang menyepakati pembentukan Satuan Tugas Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan untuk memperkuat kesiapsiagaan global dalam mengendalikan pandemi melalui Prevention, Preparedness, and Response (PPR).

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan, Ronaldus Mujur, pada kesempatan yang sama mengungkapkan harapannya pada pertemuan ini, menjadi titik permulaan yang baik bagi pemulihan sistem kesehatan global. Dengan demikian dunia bisa segera keluar dari pandemi COVID-19.

“Agenda hari ini memiliki arti khusus karena hasil diskusi kita diharapkan dapat menjadi output konkret dari Kepresidenan G20 Indonesia terutama pada isu prioritas kesehatan,” kata Ronaldis melalui keterangan resminya pada Rabu (22/12/2021).

Pada kick off G20 FHTF kali ini ada tiga isu utama yang dibahas yakni menyusun program kerja dan menetapkan road map, pembentukan sekretariat, dan kesenjangan pembiayaan dalam pencegahan, kesiapsiagaan serta respons pandemi.

Pada road map awal, FHTF menguatkan komitmennya untuk mendukung target vaksinasi 70 persen dari total populasi paling lambat pada pertengahan 2022 serta akses yang sama ke Vaccine, Therapeutic, Diagnostic (VTD).

Untuk mencapai target vaksinasi tersebut, Indonesia mendorong kemudahan akses vaksin yang merata bagi seluruh negara serta adanya dukungan pembiayaan yang memadai terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas pembentukan kepengurusan G20 FHTF yang efisien dan efektif, transparan terhadap pekerjaan yang dilakukan, mendukung pendekatan One Health, serta mampu menjalin koordinasi yang baik dengan organisasi internasional dan mitra.

Ketidaksiapan dunia dalam menghadapi pandemi telah menelan biaya penanganan yang sangat tinggi. Pembiayaan yang memadai menjadi salah satu celah dalam arsitektur kesehatan global yang telah diidentifikasi oleh G20.

Karenanya diperlukan model pembiayaan baru yang lebih besar dan lebih cepat untuk memperkuat serta menghilangkan kesenjangan negara-negara rentan dalam upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi.

Fasilitas pembiayaan internasional ini rencananya akan turut memastikan mekanisme ini sesuai dengan tujuannya.

Asisten Menteri Keuangan Bidang Makroekonomi dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra menggarisbawahi pentingnya pertemuan FHTF sebagai bagian dari penguatan koordinasi dan kerja sama global dalam menghadapi pandemi.

“Kerja sama global sangat penting untuk mengatasi pandemi ini dan memastikan bahwa kita lebih siap menghadapi pandemi berikutnya yang tak terhindarkan. Karena pandemi berdampak signifikan bagi kesehatan masyarakat dan perekonomian global,” kata Wempi.

Untuk itu, lanjut Wempi, pertemuan ini jadi momentum bagi G20 untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global.

Ia menekankan komitmen bersama untuk mengatasi salah satu kesenjangan utama dalam arsitektur kesehatan global melalui pembiayaan PPR pandemi yang baru.

Foto: Kemenkes