:
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 4 Juli 2022 | 11:49 WIB - Redaktur: Untung S - 2K
Jimbaran, InfoPublik – Penyelenggaraan "Oceanman Bali 2022" diikuti ratusan peserta dari berbagai negara serta melibatkan berbagai pelaku ekonomi kreatif di Bali, sehingga memberikan dampak terhadap kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
Hal itu diungkapkan, Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), seperti dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (4/7/2022).
"Oceanman Bali 2022" merupakan kompetisi renang perairan terbuka yang digelar di Pantai Muaya, Jimbaran pada 1-2 Juli 2022. Kompetisi ini diikuti oleh 461 peserta, yang terdiri dari 386 peserta lokal dan 75 peserta asing dari 14 negara seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Spanyol, Rusia, Ukraina, Belarusia dan Vietnam.
Oceanman mempertandingkan empat kategori yaitu Oceankid dengan jarak 1 kilometer, Sprint Oceanman 2 kilometer, Half Oceanman 5 kilometer, dan Oceanman dengan jarak 10 kilometer. Rute ajang ini membentuk pola segitiga dengan jarak sisi terpendek 333,3 m, sisi menengah 666,6 m, dan sisi terluas untuk kategori Oceanman masing-masing sisi berjarak 1,66 km.
"Setiap acara atau event itu melibatkan UMKM dan event itu selalu bisa menggeliatkan ekonomi. Dan sport tourism itu tidak hanya dapat (menggeliatkan) olahraga dan kegiatannya tapi juga (pemasaran) produk-produk UMKM lokal," kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan 461 peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini juga memberikan dampak yang besar bagi kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kembali. Ia melihat banyak peserta yang mengajak keluarga untuk berwisata di Bali.
Kemenparekraf mendorong peningkatan pelaksanaan event-event berbasis sport tourism di Indonesia. "Kita harus dorong karena setiap event baik yang berskala daerah sampai yang berskala internasional ini luar biasa dampaknya," katanya.
Sandiaga juga mengungkapkan, untuk menjaga momentum kebangkitan pariwisata di Bali perlu ada pemerataan kunjungan wisatawan ke seluruh Pulau Bali sehingga kunjungan wisatawan tidak hanya terpusat di Bali bagian selatan. Hal tersebut juga harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
"Kalau wisatawan bertumpuk semua di Bali selatan, maka akan terjadi overcrowding dan overtourism. Agar tidak overtourism, kita akan mengangkat daerah-daerah yang butuh sentuhan event-event dan kegiatan pariwisata," ungkap Sandiaga.
Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, mengungkapkan dengan adanya event-event berbasis sport tourism ini menjadi bukti bahwa Bali telah aman untuk dikunjungi wisatawan.
"Kami juga berharap ke depannya ada banyak event seperti ini yang dilaksanakan karena memberikan multiplier effect yang besar," kata Tjok Bagus.
Foto: Dok Birkom Kemenparekraf