:
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 14 Juni 2022 | 14:36 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 395
Jakarta, Infopublik – Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada April 2022 mencapai 11 ribu lebih. Jumlah ini naik lima kali lipat atau 499 persen jika dibandingkan dengan April 2021.
Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif semakin nyata, seiring dengan penanganan pandemi COVID-19 yang kian terkendali serta berbagai relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Hal itu dikatakan, Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabparekraf), dalam Weekly Press Briefing, yang digelar secara hybrid, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya atau month on month, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2022 meningkat 172 persen. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia didominasi oleh turis dari lima negara yaitu Australia sebanyak 14 persen, Singapura 11, 4 persen, Malaysia 7,8 persen, India 6,1 persen dan Inggris 5,5 persen.
Sandiaga menjelaskan, melihat angka-angka tersebut, pihaknya optimistis data kunjungan wisatawan pada Mei 2022 dan bulan-bulan selanjutnya akan meningkat secara signifikan. Ia pun memprediksi puncak peningkatan wisatawan ini akan jatuh di bulan Juli dan Agustus 2022.
“Mudah-mudahan jika situasi pandemi terkendali dan jumlah penerbangan ke Indonesia, terutama Bali bisa terus ditingkatkan. Menggeliatnya pariwisata belakangan ini memberikan suatu optimisme bahwa target tahun ini insyaallah akan tercapai, pergerakan wisatawan nusantara 550 juta, kemarin saat mudik sebagian sudah tercapai, kunjungan wisatawan mancanegara 1,8 sampai 3,6 juta wisatawan mancanegara dan realisasi investasi pariwisata tahun ini sebesar 2,5 miliar dolar AS,” kata Menparekraf Sandiaga, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Infopublik, Selasa (14/6/2022).
Menparekraf Sandiaga mengatakan Kemenparekraf/Baparekraf akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan internasional maupun nasional untuk membuka dan menambah frekuensi penerbangan ke Indonesia, terutama Bali.
“Kami ingin melakukan penjajakan peluang-peluang dibukanya jalur dan rute baru misalnya Wakatobi, Belitung, dan beberapa rute-rute yang sekarang membutuhkan penerbangan tambahan,” kata Menparekraf.
Meskipun ia menyadari tentu banyak sekali tantangan atau kendala yang dihadapi untuk membuka rute baru dan menambah jadwal penerbangan. Misalnya terbatasnya jumlah pesawat, walaupun permintaan meningkat, namun jumlah pesawat masih sangat terbatas, hal ini dikarenakan pandemi COVID-19 yang membuat pesawat-pesawat tersebut dirumahkan, bahkan SDMnya pun juga turut dirumahkan.
“Dan maskapai penerbangan saat ini juga telah melakukan revitalisasi, sekarang ada sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari 550. Ini yang tentunya perlu kita sikapi karena banyak yang masih mengalami maintenance,” kata Menparekraf.
Selain itu, tidak semua negara menerapkan kebijakan pembukaan border misalnya China yang masih belum membuka perbatasannya. Wisatawan mancanegara asal Tiongkok sendiri sangat potensial dan sangat signifikan untuk Indonesia. “Oleh karena itu kami akan terus menjaga dan merawat momentum kebangkitan kita, kunjungan wisatawan yang semakin meningkat ini kita harapkan bisa membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan,” ujar Menparekraf.
Di samping itu, Menparekraf menginginkan peran aktif pelaku parekraf untuk melakukan promosi pariwisata, mulai dari travel agent, tour operator, hingga para pelaku UMKM. Karena sembari menunggu pesawat siap beroperasi secara normal, promosi pariwisata juga terus dilakukan untuk menjaga awareness wisatawan akan destinasi wisata Indonesia.
“Kami ingin juga partisipasi dari pelaku parekraf bukan hanya pemerintah yang melakukan promosi, tapi juga travel agent maupun pelaku ekonomi kreatif ikut pada fair-fair besar dunia, meningkatkan kerja sama melalui skema joint promotion dengan travel agent dan tour operator maupun seller originasi atau di pasar tempat asal wisatawan, program-program seperti famtrip, penyelenggaraan webinar, market update terus kami kolaborasikan bersama dengan perwakilan Indonesia di luar negeri KBRI dan KJRI,” kata Menparekraf.
Foto: Dok Birkom Kemenparekraf