:
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 9 Juni 2022 | 18:33 WIB - Redaktur: Untung S - 357
Jakarta, InfoPublik – Pelaksanaan WCCE 2022 akan membawa misi pemulihan global lewat sektor ekonomi kreatif (Ekraf). Untuk itu, perlu sama-sama mendorong para pelaku ekonomi kreatif agar mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh bagi semua.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo, saat menjadi pembicara kunci dalam agenda “Prepactory Meeting For The 2022 WCCE” secara virtual, Kamis (9/6/2022).
Wamenparekraf Angela mengatakan, WCCE 2022 akan diselenggarakan kembali di Bali pada 5-7 Oktober 2022 sebagai salah satu side event Presidensi G20.
Oleh karena itu, kehadiran WCCE dalam Presidensi G20 bertujuan untuk membuka diskusi dan menampilkan kontribusi nyata ekonomi kreatif dalam pemulihan dan ketahanan global dalam menghadapi tantangan di masa depan.
“Secara desain, kami akan membawa WCCE kembali ke Bali tahun ini sebagai salah satu side event G20 karena kami ingin mendapatkan perhatian dunia terhadap potensi unggulan yang belum tergarap ini, yaitu sektor ekonomi kreatif,” katanya.
Angela, menerangkan, sejak 2018, ketika Indonesia menyelenggarakan WCCE yang pertama, pihaknya menyadari bahwa inti dari semua inovasi adalah kreativitas. Kreativitas tidak mengenal batasan dan perbedaan. Kreativitas tidak eksklusif untuk kelompok atau ras, jenis kelamin, atau usia tertentu, juga tidak eksklusif untuk mereka yang bermodal besar.
“Kreativitas bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan setiap orang dapat berpartisipasi, di mana pun mereka berada. Keterlibatan Indonesia dalam ekonomi kreatif dimulai saat menginisiasi WCCE 2018 di Bali untuk pertama kalinya. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan Friends of Creative Economy 2019. Pada WCCE 2021 di Dubai, telah ditentukan 21 topik, termasuk soal manfaat ekonomi, anak muda, ekosistem, dan gerakan internasional,” katanya.
"Agenda Bali untuk Ekonomi Kreatif” itu dinilai telah berhasil membuka jalan untuk mengarusutamakan perbincangan global tentang ekonomi kreatif. Itu mengarah pada resolusi Majelis Umum PBB tentang "2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan."
Pada WCCE 2022, Indonesia mengambil kesempatan untuk menekankan bagaimana agar bisa menempatkan ekonomi kreatif sebagai sektor penting bagi pemulihan global melalui empat subtema.
Yang pertama adalah ekonomi kreatif untuk kebangkitan global, dengan membahas kebijakan untuk mendukung sektor kreatif, pelaku, dan seluruh ekosistem untuk berkembang. Yang kedua adalah IP dan Hak Materi Iklan, perlindungan IP, pembiayaan IP, pemasaran IP, dan bagaimana teknologi dapat memainkan peran besar dalam semua hal termasuk menjaga mata pencaharian para pelaku ekonomi kreatif secara global.
Ketiga, agenda Inklusivitas dan Sustainable Development Goals (SDGs) yang membahas bagaimana sektor kreatif dapat menjawab isu-isu mendesak dunia yang kita hadapi saat ini. Keempat adalah “Future of Creative Economy”, yang secara kolektif dipetakan perkembangan di sektor ekonomi kreatif yang selaras dengan perubahan global.
Wamenparekraf mengajak para delegasi dari berbagai negara untuk hadir bersama dan berpartisipasi dalam acara WCCE di Bali dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik bersama audiens global. Dan terakhir, untuk berpartisipasi dalam WCCE Expo dengan menampilkan sektor ekonomi kreatif negara masing-masing.
“Mari kita mengadvokasi aktor kreatif kita untuk mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh bagi semua. Terima kasih banyak, dan sampai jumpa di Bali Oktober 2022 ini,” ujar Wamenparekraf Angela.
Foto: Dok Birkom Kemenparekraf