Pariwisata Indonesia Naik ke Peringkat 2 dalam Global Travel Muslim Index

:


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 2 Juni 2022 | 17:57 WIB - Redaktur: Untung S - 490


Jakarta, InfoPublik - Pariwisata Indonesia tercatat naik dua peringkat ke ranking kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022, yang menunjukkan besarnya potensi serta daya saing wisata halal Indonesia.

Founder & CEO Crescentrating & Halaltrip, Fazal Bahardeen, dalam "Halal in Travel Global Summit 2022" di Singapura mengumumkan capaian tersebut di hadapan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.

“Indonesia naik peringkat ke ranking kedua setelah tahun sebelumnya di peringkat keempat. Indonesia mengalahkan posisi Arab Saudi di peringkat ketiga, Turki posisi keempat, dan Uni Emirates Arab di posisi kelima. Sementara posisi pertama ditempati negara Malaysia,” kata Fazal, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (2/6/2022).

Menparekraf Sandiaga Uno memaparkan potensi wisata halal di Indonesia sekaligus menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. Sandiaga berharap penghargaan tersebut mampu mendorong upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) serta pembuka lapangan kerja.

"Kami berharap penghargaan itu akan membawa kepulihan, membuka lapangan kerja dan Insya Allah memulihkan ekonomi lewat halal tourism," kata Sandiaga Uno.

Optimisme tersebut disampaikan Sandiaga Uno merujuk besarnya potensi pasar wisata halal. Data menunjukkan pada 2019, umat Islam di seluruh dunia menghabiskan total 2,02 triliun dolar AS untuk belanja makanan, kosmetik farmasi, fesyen, travel, dan rekreasi.

Pasar muslim global diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada 2024. Sejumlah pengeluaran terbesar bagi konsumen muslim adalah pada makanan dan minuman halal.

"Menurut saya, kita harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis halal tourism. Ada beberapa destinasi (wisata) yang kita unggulkan seperti Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Lombok, dan Kalimantan Selatan sebagai destinasi unggulan," kata Sandiaga Uno.

"Kita ingin menciptakan banyak lapangan kerja dengan beberapa kegiatan yang mudah-mudahan mampu membangkitkan ekonomi dari segmen wisata halal ini," katanya.

Kemenparekraf dikatakan Sandiaga telah menyusun kebijakan terkait pariwisata halal. Namun ia menekankan bahwa wisata halal bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim.

Layanan tambahan tersebut di antaranya, jasa akomodasi dan transportasi, penyediaan makanan halal, wisata halal paket, dan keuangan halal.

"Mari kita semua berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi bersama untuk memulihkan industri wisata halal, memastikan perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif," kata Sandiaga Uno.

Menparekraf mengatakan masyarakat di dunia sudah menanti Indonesia mengibarkan lebih banyak peluang untuk destinasi yang memberikan layanan tambahan, mulai dari akomodasi, makanan, sampai juga layanan lainnya dan kemudahan untuk beribadah.

“Menurut saya itu adalah peluang yang baik," kata Sandiaga Uno.

Foto: Dok Birkom Kemenparekraf