BNPB Harapkan Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bahaya Pascagempa M4,9

: Bangunan rusak akibat gempa di Kabupaten Bandung dan Garut Jawa Barat/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Jumat, 20 September 2024 | 22:15 WIB - Redaktur: Untung S - 494


Jakarta, InfoPublik - Masyarakat yang terdampak gempa M4,9 di Kabupaten Bandung dan Garut diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi ancaman bahaya serupa di masa depan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pesan tersebut dalam rapat koordinasi di dua wilayah terdampak gempa melalui keteranganya, Jumat (20/9/2024).

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, catatan gempa bumi pernah mengguncang sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat. Namun baru kali ini, gempa terjadi di wilayah Pasirwangi, Kabupaten Garut, dan Kertasari, Kabupaten Bandung. Dengan adanya bencana gempa M4,9.

Suharyanto mengharapkan sosialisasi bahaya gempa dapat dilakukan pemerintah daerah secara luas. Ia mencontohkan juga pada potensi bahaya pada sesar Lembang yang perlu diwaspadai.

Tercatat sejak 2020 hingga kini terdapat fenomena gempa bumi yang berdampak kepada masyarakat di Jawa Barat, seperti lindu Pangandaran (2020), Sukabumi (2021), Cianjur (2022), Sumedang (2024) serta bencana terakhir di Bandung dan Garut.

Edukasi kepada masyarakat dibutuhkan untuk menyikapi potensi adanya sesar atau bagian dari segmen suatu sesar aktif pemicu gempabumi, baik yang sudah maupun yang belum teridentifikasi, seperti yang terjadi di Cianjur, maupun Bandung dan Garut pada Rabu (18/9) lalu.

“Segmen baru dari suatu sesar aktif teridentifikasi setelah adanya gempa yang berdampak di Kabupaten Bandung dan Garut,” ujar Suharyanto.

Kepala BNPB mengharapkan masyarakat siap sebelum terjadinya bencana. Hal tersebut dicontohkan Suharyanto pada masyarakat Pangandaran yang siap melalui simulasi evakuasi mandiri menghadapi potensi megathrust, yang sempat menjadi pembicaraan di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya upaya pengurangan risiko bencana, di antaranya mitigasi dan pencegahan, harus dilakukan oleh warga bersama pemerintah.

Di samping itu, Suharyanto mengatakan, belum ada ilmu pengetahuan yang mampu memprediksi bahaya gempa di suatu wilayah.

Hal senada juga disampaikan Pj Bupati Garut Barnas Adjidin saat memaparkan kondisi terkini pascagempa di wilayahnya. Ia mengatakan, edukasi kebencanaan menjadi penting diberikan kepada masyarakat.

Barnas meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melakukannya sehingga masyarakat selalu waspada dan tidak panik.

“Hingga sebelas malam tadi kami masih merasakan gempa susulan,” ungkap Pj Bupati Garut menjelaskan warganya waspada terhadap potensi bahaya susulan dan mulai terbiasa dengan gempa.

Sosialisasi tidak hanya pada potensi bahaya gempa, tetapi juga tingkat risiko, kapasitas dan kerentanan. Setiap keluarga memiliki tingkat risiko, kapasitas dan kerentanan yang berbeda.

Tinggal di wilayah rawan bahaya gempa, BNPB meminta masyarakat selalu siap siaga menghadapinya. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan dampak gempa.

Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh keluarga, yaitu rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti adanya daftar yang harus disiapkan atau upaya yang dapat dilakukan saat gempa terjadi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB
Mitigasi Bencana Jelang Nataru, BNPB Perluas Cakupan OMC hingga Jatim
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:25 WIB
BNPB Gelar Gladi Ruang Penanganan Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:54 WIB
Kepala BNPB Tinjau Kondisi Tanggul Sungai Wulan di Demak
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 09:32 WIB
Banjir Bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan akibatkan 10 Warga Terluka
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:34 WIB
Longsor di Kabupaten Temanggung akibatkan Satu Warga Meninggal Dunia
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:32 WIB
Ribuan Warga Terdampak Banjir Rob di Kabupaten Indramayu