- Oleh Jhon Rico
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB
: Gelar peralatan pada kegiatan Apel Kesiapsiagaan di Politeknik Negeri Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (5/9/2024)/ dok. BNPB.
Cilacap, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar apel kesiapsiagaan dan latihan simulasi menghadapi potensi megathrust di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (5/9/2024). Apel itu berlangsung di halaman Politeknik Negeri Cilacap dengan melibatkan 500 personel dari berbagai unsur pentaheliks, termasuk pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
Dalam simulasi evakuasi mandiri yang dilakukan di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, sebanyak 200 warga terlibat aktif. Latihan dimulai dengan narasi yang menggambarkan situasi darurat saat gempa bumi berkekuatan besar mengguncang wilayah Cilacap. "Pada pukul 10.30 WIB, terjadi getaran bumi yang kuat selama 30 detik, dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Cilacap dan sekitarnya," ungkap narasi yang dibacakan saat simulasi.
Warga yang sedang beraktivitas, seperti melaut, berbelanja, dan bekerja, segera melakukan evakuasi mandiri setelah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Simulasi ini menunjukkan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana, dengan fokus utama pada penyelamatan kaum rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Usai gempa berhenti, warga segera beranjak menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Politeknik Negeri Cilacap, yang berjarak 750 meter. Mereka menggunakan sarana evakuasi yang sudah disiapkan, dan bagi yang terluka, segera mendapat penanganan medis di lokasi.
Kabupaten Cilacap termasuk dalam zona rawan bencana tsunami karena letaknya yang dekat dengan pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, menyampaikan, "Kawasan ini berjarak hanya sekitar 250 kilometer dari zona subduksi megathrust, yang sewaktu-waktu bisa bergerak dan memicu gempa besar."
Lukmansyah menegaskan pentingnya latihan seperti ini untuk menjaga kesiapsiagaan masyarakat. "Gempa bisa terjadi kapan saja, tidak ada yang bisa memprediksi kapan dan seberapa besar kekuatan gempa tersebut. Namun, kita harus tetap tenang dan waspada," tambahnya.
BNPB juga mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya kesiapsiagaan. "Latihan ini adalah momentum untuk melatih kembali kemampuan evakuasi mandiri, memeriksa jalur evakuasi, serta menjaga sistem komunikasi risiko bencana berbasis komunitas," lanjut Lukmansyah.
Apel kesiapsiagaan ini juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun Tsunami Aceh, serta dalam rangka menyambut Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2024. BNPB bersama BPBD Kabupaten Cilacap telah melakukan berbagai langkah mitigasi, termasuk sosialisasi dan edukasi bencana kepada siswa, masyarakat, instansi pemerintah, serta perusahaan-perusahaan swasta.
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Cilacap, Mohamad Arief Irwanto, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pemerintah daerah telah melakukan pemasangan rambu-rambu peringatan bencana di lokasi-lokasi rawan. "Kami berharap melalui gladi simulasi ini, masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam menghadapi bencana," ujarnya.
Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan berupa Dana Siap Pakai sebesar Rp200 juta, serta logistik dan peralatan bencana, seperti tenda pengungsi, tenda keluarga, velbed, matras, selimut, light tower, genset, kasur lipat, hygiene kit, dan sembako.
Pada kesempatan tersebut, BNPB dan BPBD juga memperlihatkan berbagai peralatan penanggulangan bencana, seperti perahu karet, tandu lipat, helm rescue, life jacket, genset, pemotong beton, dongkrak beton, serta berbagai alat komunikasi dan mobil komando. Peralatan ini didukung oleh BPBD dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah, seperti Banjarnegara, Wonogiri, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, BNPB berharap simulasi ini dapat menjadi langkah penting dalam menguatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat Cilacap dalam menghadapi potensi megathrust dan tsunami.