Tim Gabungan Terus Lakukan Pencarian Korban Hilang akibat Banjir Bandang di Ternate

: Foto udara lokasi terdampak banjir bandang, di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara. Tim gabungan berupaya maksimal dalam melakukan pencarian korban hilang kendati belum ditemukannya satu korban lainnya/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Jumat, 30 Agustus 2024 | 09:40 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 427


Jakarta, InfoPublik - Tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban hilang akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara hingga hari kelima, Kamis (29/8/2024). Saat ini satu korban hilang masih belum ditemukan akibat bencana yang terjadi pada Minggu (25/8/2024).

"Hingga Kamis (29/8/2024) pencarian korban hilang masih dilakukan oleh tim gabungan yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, BPBD, dan TNI-Polri, serta relawan. Operasi pencarian hari ini pun belum membuahkan hasil dan tim gabungan masih menemui sejumlah kendala seperti adanya tumpukan material berupa tanah, lumpur, dan bebatuan hingga hujan yang masih turun dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keteranganya, Jumat (30/8/2024).

Sementara itu, data yang dihimpun oleh Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Banjir Bandang Kelurahan Rua mencatat, korban jiwa akibat bencana ini belum mengalami perubahan yakni masih berjumlah 18 orang meninggal dunia.

Sedangkan untuk jumlah pengungsi tercatat mengalami pembaharuan dari sebelumnya 150 jiwa menjadi 250 jiwa atau 75 KK, yang terpusat di SMKN 4 Kastela.

BNPB pun masih melakukan pendampingan operasionalisasi posko penanganan darurat tersebut. Terdapat sejumlah rekomendasi yang diberikan pada pendampingan.

Pertama, BNPB mendorong agar mulai dilakukannya pendataan rumah dan bangunan yang berada pada area bahaya tanah longsor atau zona potensi terdampak.

Selain itu, menyusul dilakukannya pemetaan dan analisis spasial oleh BNPB, Pemerintah Kota Ternate diharapkan dapat berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan survei dan pemetaan lanjutan pada lokasi yang berpotensi banjir bandang.

Di samping itu, BNPB juga melakukan pemetaan lokasi yang berpotensi menjadi tempat relokasi dan analisisnya terkait dengan kajian risiko kawasan.

Berkenaan dengan hasil pemetaan tersebut, lokasi relokasi berada pada area gempa bumi rendah dan di luar area bahaya letusan gunung api, tanah longsor, dan banjir bandang. Hal ini perlu pertimbangan upaya mitigasi dan kesiapan early warning system atau sistem peringatan dini.

Sementara itu, guna mengoptimalkan upaya penanganan darurat oleh tim gabungan, pemulihan dan perbaikan infrastruktur penunjang seperti jalan dan jembatan menjadi hal penting untuk segera dilakukan selain juga menetapkan lokasi hunian tetap.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB
Mitigasi Bencana Jelang Nataru, BNPB Perluas Cakupan OMC hingga Jatim
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:25 WIB
BNPB Gelar Gladi Ruang Penanganan Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:54 WIB
Kepala BNPB Tinjau Kondisi Tanggul Sungai Wulan di Demak
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 09:32 WIB
Banjir Bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan akibatkan 10 Warga Terluka
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:34 WIB
Longsor di Kabupaten Temanggung akibatkan Satu Warga Meninggal Dunia
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:32 WIB
Ribuan Warga Terdampak Banjir Rob di Kabupaten Indramayu