Bencana Tsunami, Ada Korelasi antara Cuaca Buruk dengan Erupsi Gunung Anak Krakatau

:


Oleh Tri Antoro, Minggu, 23 Desember 2018 | 08:32 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 468


Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) akan mengkaji dua faktor bencana Tsunami yang mengakibatkan Pantai Anyer, sebagian wilayah Kabupaten Pandeglang, dan sebagian wilayah Provinsi Lampung terkena dampak air pasang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, akan mengkaji korelasi antara kondisi cuaca buruk yang terjadi diperairan Selat Sunda mengakibatkan gelombang tinggi dengan dampak erupsi dari Gunung Anak Krakatau yang tengah aktif. Sehingga memperburuk dampak gelombang tinggi diwilayah terdampak.

"Kita cek dengan data gunung api, untuk melengkapi data cuaca buruk gelombang tinggi diperairan Selat Sunda," kata Dwikorita Karnawati di Konferensi Pers, Gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12).

Ia tak menampik adanya kemungkinan keterkaitan kedua hal diatas, karena berdasarkan pantauan Gunung Anak Krakatau mengalami gempa vulkanik periode kurun waktu Bulan Juni sampai Desember tahun ini. Kemungkinan intensitas gempa yang kerap terjadi saat ini membuat struktur tanah gunung rapuh.

"Ada Tremor (gempa), sehingga mengakibatkan longsor pada Gunung Anak Krakatau," katanya.

Akibatnya, volume air yang menerjang beberapa wilayah dikedua provinsi layaknya bencana Tsunami. Namun, kejadian ini memiliki ketinggian air rata-rata dibawah satu meter, tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan data pasang surut dari papan pengukuran (tidegauge) dari BMKG, beberapa data menujukkan bahwa memang terjadi pasang yaitu:
a. Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter.
b. Tidegauge Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter.
c. Tidegauge Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter
d. Tidegauge Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.