Basarnas, TNI dan Polri Bekerja Maksimal Evakuasi Korban JT-610

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 30 Oktober 2018 | 15:14 WIB - Redaktur: Juli - 352


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M Syaugi menegaskan bahwa pemerintah serius memberikan yang terbaik, dan bekerja dengan hati untuk mencari para korban pesawat Lion Air JT-610 yang masih belum ditemukan.

Menurut dia, pencarian dilakukan di atas permukaan air dan dilakukan penyelaman di bawah air. Termasuk menggunakan alat multibeam echosounder (sonar) untuk melihat apakah ada obyek di bawah dengan harapan body pesawat atau main body-nya bisa terlihat.

“Karena bagaimana pun juga kita harus memahami perasaan keluarga korban. Sekali lagi saya turut berduka yang mendalam. Mudah-mudahan musibah ini tidak terjadi lagi dan seluruh korban dapat ditemukan,” tegas Syaugi di Posko JICT 2 Tanjung Priok Jakarta, Selasa (30/10).

Syaugi memastikan serpihan pesawat yang ada di permukaan air sudah dilakukan evakuasi. Seluruhnya ada 10 kantung jenazah, yang sejak tadi malam juga sudah diserahkan kepada rumah sakit Polri di Kramat Jati untuk diidentifikasi.

"Jadi kita tetap all out. Kita berusaha semaksimal mungkin tentunya dengan sinergitas baik dengan pihak TNI, Polri maupun institusi lain termasuk Kementerian Perhubungan, semua mengerahkan,” ujar dia.

Menurut Syaugi, hingga kini sudah ada 24 kantung jenazah yang terdiri dari 10 kantung berisi jiwa dan 14 serpihan pesawat yang dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat. “Yang 10 (kantung jenazah) tadi sudah saya sampaikan itu adalah jiwa, yang 14 itu serpihan serpihan,”  kata M Syaugi.

Ia berharap dalam pencarian pagi ini bisa menghasilkan lebih banyak. Basarnas hari ini kembali menerjunkan 30 personel penyelam guna melakukan pencarian korban. “Personel dari Basarnas dibantu Angkatan Laut. Ada Marinir, ada Kopaska membantu semua. Jadi kita semua sinergi,” ujar Kabasarnas.

Untuk total seluruhnya, tambah dia, ada 50 penyelam yang dikerahkan. Penyelaman juga didukung dengan sistem aplikasi yang canggih untuk menentukan radiusnya. Termasuk untuk melihat arus air, tinggi gelombang, dan cuaca udara yang telah didata terlebih dahulu.

“Dengan data itu dikombinasi sehingga apabila ada benda masuk ke dalam air dalam waktu satu jam sudah bisa dihitung arahnya kemana, dalam dua jam kemana. Temasuk radiusnya. Sehingga patern kita menyelam mengikuti data temuan itu tadi,” jelas dia.

Syaugi menyebut, pihaknya akan lebih fokus dalam pencarian korban terlebih dahulu dan body pesawat. “Ya tentunya kita ingin mencari maind body (pesawat dulu). Biasanya kan itu (black box) tidak jauh dari maind body.  Kalau itu ketemu saya yakin tidak akan jauh dari situ,” kata Kabasarnas.

Menurut dia, dalam pencarian, pihaknya belum menemukan kesulitan yang berarti. “Kesulitan belum ada, hanya masalah waktu. Karena cuaca pun dari kemarin bagus. Dari BMKG sudah diinfokan bahwa 7 hari ke depan cuaca disekitar lokasi TKP sangat baik,” terang dia. (Jhon rico/Amiriyandi)