:
Jakarta, InfoPublik - Berdasarkan hasil analisis, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan Gunung Agung masih rawan untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif (Strombolian maupun abu) dan efusif (aliran lava ke dalam kawah).
Dalam keterangan PVMBG Rabu (4/7), data pemantauan multi-metode terkini mengindikasikan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi besar yang disertai awan panas masih belum teramati.
"Aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan trend aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu," sebut PVMBG.
Adapun potensi ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa lontara batu/lava pijar di dalam hingga ke luar kawah, maupun hujan pasir dan abu yang arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Lahar hujan dapat terjadi jika terjadi hujan dan membawa material erupsi melalui aliran-aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Agung. Emisi gas vulkanik beracun kemungkinan masih berada di sekitar area kawah puncak.
PVMBG menyimpulkan, aktivitas Gunung Agung masih tinggi dan masih berpotensi terjadi erupsi, dengan tingkat aktivitasnya berada pada Level 3 (Siaga).
Rekomendasi:
Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki, pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung dan di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik dan mengingat bahwa abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia, maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi ancaman bahaya abu vulkanik.
Pemerintah Daerah, BNPB dan instansi/lembaga terkait lainnya agar terus menjaga komunikasi di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan G. Agung sehingga proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terus terselenggara dengan baik.
Seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar tetap mengikuti perkembangan aktivitas G. Agung secara rutin karena data pengamatan dapat secara cepat berubah sehingga upaya-upaya preventif untuk menjamin keselamatan udara dapat dilakukan.
PVMBG juga meminta seluruh pihak agar tetap menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Agung yang tidak jelas sumbernya.