:
Oleh Eko Budiono, Jumat, 29 September 2017 | 09:41 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 503
Karangasem, InfoPublik - Masyarakat di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung memerlukan informasi yang utuh terkait peta bahaya.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) B Wisnu Widjaja mengungkapkan pemahaman masyarakat di kawasan Gunung Agung masih lemah sekali. "Banyak penduduk yang seharusnya tidak ikut mengungsi, justru meninggalkan rumahnya, padahal zona aman dari bencana 12 kilometer,” katanya di Posko Utama Penanganan Darurat Peningkatan Aktivitas Gunung Agung, Pelabuhan Cruise Tana Ampo, Karangasem, Bali, Jumat (29/9).
Menurut Wisnu, tidak sedikit masyarakat yang berada di luar zona tersebut telah mengungsi. Diharapkan, Media Center Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung dapat menyebarkan informasi yang akurat terkait dampak gunung tersebut.
”Saya harapkan semua informasi yang disampaikan ke masyarakat berdasarkan basis ilmiah atau scientific, karena dampaknya sangat luas,” tegasnya.
Dia menyebutkan, akibat informasi yang tidak tepat menyebabkan masyarakat di China yang akan berkunjung ke Bali menjadi resah. “Informasi yang salah atau hoaks itu sangat merugikan semua pihak, sehingga bisa menimbulkan travel warning dari negara lain,” ungkapnya.
Dia menambahkan pihaknya memerlukan radio FM receiver untuk menyampaikan up date kondisi dari Gunung Agung.
Sebelumnya, berdasarkan data BNPBM jumlah pengungsi dari ancaman meletusnya Gunung Agung terus bertambah. Hingga Kamis sore (28/9/2017), jumlah pengungsi mencapai 134.229 jiwa di 484 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali.
Pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut berada di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa), Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa), dan. Kabupaten Tabanan 26 titik (4.851 jiwa).