Semarak Papua, Sukseskan PON di Rumah Sendiri

:


Oleh Taofiq Rauf, Sabtu, 14 Agustus 2021 | 08:45 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K


Jakarta, GPR News - Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar pada 2-15 Oktober mendatang akan menjadi sejarah baru dalam dunia olahraga di tanah air. Setelah sempat tertunda selama setahun, untuk pertama kalinya PON bakal digelar di tanah Papua.

Perhelatan empat tahunan selama ini lebih banyak diadakan di Jakarta dengan Komplek Olahraga Senayan atau sekarang dikenal sebagai Gelora Bung Karno sebagai pusat kegiatan.

Sejak pertama kali diadakan di Kota Surakarta, tahun 1948 silam, Jakarta tercatat telah delapan kali dipilih Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai tuan rumah PON.

Kendati demikian, sebetulnya sejumlah daerah sempat mencicipi rasanya sebagai pelaksana PON sebelum era 1970-an. Ada Surabaya yang menjadi tuan rumah PON 1969, Bandung (PON 1961), Makassar (PON 1957), dan Medan (PON 1953).

Pada era milenium ini, pemerintah memutuskan agar terjadi pemerataan pembangunan infrastruktur olahraga di tiap daerah. Oleh karena itu maka pelaksanaan PON tidak lagi digelar secara terpusat di Jakarta. Sejak itu, KONI pun memilih Kota Surabaya yang diusulkan Provinsi Jawa Timur untuk menggelar PON 2000. Kemudian, secara berturut-turut setiap 4 tahun terpilih Palembang (PON 2004), Pekanbaru (PON 2012), Samarinda (PON 2008), dan terakhir Bandung (PON 2016). Daerah-daerah itu kemudian berlomba membangun infrastruktur olahraga yang megah dengan stadion bertaraf internasional dan sesuai standar Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Sejumlah infrastruktur pendukung seperti bandar udara dan pelabuhan laut ikut direnovasi sehingga lebih modern.

Pada Rapat Anggota Tahunan KONI dengan agenda pemilihan tuan rumah PON XX yang digelar di Bandung pada 2016, Papua terpilih dengan 66 suara menga lahkan Bali dan Aceh. Saat itu, Gubernur Lukas Enembe menyatakan bahwa provinsinya siap untuk membangun dan menjadi tuan rumah yang menyenangkan bagi semua peserta pada PON yang telah memasuki pelaksanaan ke-20 kalinya itu.

Papua pun kemudian bekeja keras untuk mewujudkan terlaksananya ajang olahraga terbesar yang pernah diadakan di pulau terluas Indonesia tersebut. Belakangan, karena adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan PON XX diundur waktunya menjadi 20 Oktober 2021. Namun Gubernur membuktikan ucapannya mengenai kesiapan Papua dan tidak sekadar isapan jempol belaka.

Sebanyak 11 unit fasilitas olahraga untuk kebutuhan PON mulai dibangun sejak akhir 2018. Ti dak seperti daerah lain yang dipusatkan di satu kota, Pemerintah Papua menyebar perhelatan olahraga multicabang ini di empat klaster yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.

Di Kabupaten Jayapura, sebuah komplek olahraga bergengsi dibangun di atas lahan seluas 3,3 hektare di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur. Di tempat ini telah tersedia infrastruktur olahraga megah yang mulai dibangun November 2018. Misalnya saja Stadion Utama Lukas Enembe berkapasitas 40 ribu penonton dan berstandar FIFA.

Diklaim sebagai stadion terbaik kedua di Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno, fasilitasnya pun dibuat mirip dengan SUGBK. Lantaran pelaksana pembangunannya dari pihak yang sama yaitu Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di dalam Lukas Enembe Sport Center, nama resmi komplek olahraga di Kampung Harapan itu, selain ada Wisma Atlet dan sejumlah lapangan latihan, terdapat pula arena akuatik bernama Lukas Enembe Aquatic Centre. Arena tersebut tentu juga telah berstandar Federasi Renang Internasional (FINA).

Ini menjadi arena akuatik termegah setelah fasilitas serupa di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno Jakarta. Selanjutnya ada Istora Papua Bangkit dan Arena Menembak Indoor. Masih ada Arena Kriket dan Lapangan Hoki berstandar Federasi Hoki Internasional (FIH) yang selesai dibangun 27 Februari 2021 dan berada di kawasan Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu.

Di dalam kawasan kampus Universitas Cenderawasih juga disiapkan fasilitas olahraga terbaru untuk beberapa cabang olahraga. Hal serupa juga dilakukan pada fasilitas-fasilitas olahraga di Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke. Khusus di Kabupaten Mimika, infrastruktur olahraga PON XX Mimika Sport Complex pembangunannya dilakukan PT Freeport Indonesia.

Komplek olahraga yang terdiri dari stadion sepakbola, gelanggang olahraga tertutup, dan wisma atlet telah selesai dikerjakan pada 2016. PT FI menghabiskan anggaran hingga 33 juta dolar AS atau sekitar Rp475,2 miliar dengan kurs Rp 14.400 per dolar, untuk pembangunan MSC bertaraf internasional yang dilengkapi rumah sakit. Sedangkan Pemprov.

Papua sendiri telah menghabiskan anggaran hingga Rp 3,8 triliun untuk pengadaan infrastruktur olahraga bagi keperluan PON XX yang berasal dari APBD dan APBN. “Saya sudah mendapatkan masukan dan juga melihat sendiri persiapan Papua untuk PON XX.

Papua menyiapkannya dengan sangat baik. Dalam waktu 100 hari ke depan, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan KONI Pusat, Pengurus Besar PON XX, dan Gubernur Papua agar hajatan nasional ini bisa berlangsung baik dan lancar,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali ketika menjadi pembicara dalam diskusi daring Forum Merdeka Barat 9 bertema “Mengintip Kesiapan PON XX Papua” yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (24/6/2021).

Jaga keamanan

Dalam acara yang sama, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mengatakan bahwa seluruh arena sudah selesai dibangun dan siap melakukan pertandingan uji coba (test event) pada Agustus 2021 usai semua peralatan lomba tiba.

Ia juga meminta para peserta PON XX tidak perlu khawatir dengan isu keamanan di Papua. Pria bersapaan BTM itu mengatakan, lokasi terjadinya teror oleh kelompok kriminal bersenjata sangat jauh dengan tempat pertandingan dan wisma atlet.

Oleh karenanya Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu keamanan di Papua. “Saya memberitahukan kepada para gubernur, pengurus KONI di 33 provinsi di seluruh Indonesia dan para atlet bahwa Papua aman, Papua damai, dan Papua siap untuk menjadi tuan rumah PON,” kata Benhur.

Hal serupa juga dinyatakan Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman saat menghadiri rapat koordinasi terkait persiapan PON XX yang diadakan Kemenpora beberapa waktu lalu. Marciano yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, menepis anggapan pelaksanaan PON XX akan terganggu oleh persoalan keamanan.

Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih sudah memberikan jaminan kepada KONI Pusat bahwa Papua akan aman saat digelarnya hajatan 4 tahunan itu. Sedangkan terkait pandemi Covid-19, Benhur mewakili Gubernur Papua menjelaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi saat ini tengah digencarkan di seluruh Papua, terutama di klaster-klaster yang menjadi tuan rumah PON. Tidak hanya atlet-atlet Papua, tetapi juga seluruh relawan, panitia PON XX, dan para penjual cinderamata di sekitar lokasi pertandingan.

“Kami juga sudah melakukan penyemprotan malaria di keempat klaster PON XX,” kata Benhur.

Sementara itu, kontingen Jawa Timur telah menyiapkan 544 atlet untuk diberangkatkan ke PON XX Papua. Para atlet ini menurut Ketua Harian KONI Jatim Nabil, seperti dikutip dari Antara, sudah melakukan berbagai persiapan termasuk latih tanding dengan atlet-atlet dari provinsi lain. Seluruh atlet Jatim menurut Nabil sudah divaksin dan siap berlaga di Papua. Pada PON 2016 lalu, Jatim berada di peringkat kedua perolehan medali

Aset infrastruktur

Di balik semua persiapan yang tengah gencar dilakukan Pemerintah Papua untuk terwujudnya PON paling meriah di Indonesia timur, ada satu hal yang juga tidak kalah pentingnya untuk dibuktikan komitmennya yaitu kemampuan untuk merawat dan menjaga semua aset infrastruktur olahraga yang telah dibangun.

Kehadiran infrastruktur olahraga berkelas internasional bukan saja sekadar untuk ajang pamer kemampuan keuangan tiap daerah dalam membangunnya saja. Tetapi lebih dari itu, semua pemangku kepentingan di daerah harus bersama- -sama memikirkan kelangsungan masa depan sarana-sarana olahraga yang dibangun dengan dana yang tidak sedikit tersebut.

Sekadar contoh adalah tidak terpakainya sejumlah infrastruktur olahraga di Samarinda usai PON 2008. Kemudian mangkraknya pemanfaatan sarana di Komplek Olahraga Pekanbaru, lokasi terdapat Stadion Utama Riau yang menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON 2012.

Hingga beberapa tahun, kawasan ini ditumbuhi semak belukar dan sejumlah besi pagar hilang dicuri, begitu juga lampu-lampu penerang banyak yang hilang. Ketika menyerahkan infrastruktur PON XX yang telah selesai dibangun kepada Pemerintah Papua, di Jayapura, Kamis (10/6/2021), Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti meminta agar sarana tersebut dirawat, dijaga, dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Selain bisa dijadikan lokasi pemusatan latihan daerah, infrastruktur bertaraf internasional itu bisa digunakan untuk kejuaraan-kejuaraan olahraga baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

“Istora Papua Bangkit misalnya jika pan demi sudah berakhir bisa dipakai tidak hanya untuk kegiatan olahraga, tetapi juga bisa untuk menggelar konser musik,” kata Diana.

Mungkin Papua harus mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Sumatra Selatan dalam merawat dan menjaga infrastruktur olahraga mereka di Jakabaring Sport Centre.

Usai menjadi tuan rumah PON 2004, Palembang terpilih sebagai kota pelaksana perhelatan multicabang dua tahunan di Asia Tenggara, SEA Games 2011. Kemudian bersama Jakarta dan Bandung, dipilih Komite Olimpiade Asia (OCA) untuk menjadi tuan rumah bersama Asian Games 2018 yang sukses besar dari segi pelaksanaan dan prestasi.

(Foto: Suasana lapangan pertandingan bulu tangkis di Gedung Olahraga (GOR) Waringin, Kota Jayapura, Papua, Kamis (8/7/2021), Antara)

Baca dan download lengkapnya di Edisi 7 GPR News: http://www.gprnews.id/books/mqas