Kemenko PMK Optimis Program KKN Beri Dampak Besar Untuk Masyarakat

:


Oleh Putri, Kamis, 12 Juli 2018 | 07:28 WIB - Redaktur: Juli - 177


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan optimis bahwa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik memiliki dampak yang lebih besar terhadap masyarakat desa dibandingkan dengan program-program lainnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Prof. Agus Sartono, saat menghadiri acara Pelepasan Mahasiswa Peserta KKN Tematik IPB mengatakan, KKN Tematik merupakan program strategis yang berperan memberikan bekal terhadap mahasiswa untuk mempelajari persoalan yang berada di dalam masyarakat.

“Dengan tinggal selama 1-2 bulan di desa lokasi KKN, para mahasiswa dapat memahami permasalahan yang muncul di masyarakat dan mereka dapat merasakan napas kehidupan masyarakat sehingga kelak ketika menjadi pemimpin, mereka dapat merumuskan kebijakan yang lebih baik,” jelas Prof. Agus dalam keterangan resmi kepada InfoPublik di Jakarta, Rabu (11/7).

KKN Tematik ini merupakan program strategis yang berada di bawah koordinasi Kemenko PMK. Agus menjelaskan, KKN Tematik merupakan program utama Kemenko PMK untuk mencetak agen-agen perubahan di masyarakat. Ia juga memandang bahwa program KKN Tematik ini lekat sekali kaitannya dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Salah satunya nilai gotong royong yang diharapkan dapat terus dipraktikan di masyarakat agar nilai ini dapat terus lestari di tengah perkembangan zaman. Prof. Agus juga mendorong peserta KKN mengamalkan nilai-nilai revolusi mental lainnya seperti etos kerja yang tinggi dan integritas.

Terkait pelaksanaan KKN Tematik ini, Prof Agus menekankan agar mahasiswa tetap mau belajar dengan masyarakat sehingga ilmu yang mereka peroleh selama belajar di perguruan tinggi dapat bermanfaat dan disinergikan dengan pengalaman masyarakat desa.

“Pelihara keberagaman di masyarakat dan jika ada perbedaan jangan jadikan perbedaan ini sebagai persoalan tapi jadikan peluang untuk membangun kesatuan dan persatuan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika,” tutup Prof. Agus.