Indonesia Masih Jadi Negara Tujuan Investasi

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 8 Maret 2018 | 21:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 333


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi, karena pemerintah terus menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha.

Berdasarkan survei US News, Indonesia dinilai sebagai negara tujuan investasi terbaik kedua di dunia, mengalahkan negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Singapura. “Ini menjadikan momentum yang baik untuk menunjukkan kepercayaan kepada para investor di sektor industri agar lebih ekspansif,” kata Airlangga dalam keterangannya yang diterima InfoPublik, Kamis (8/3).

Dijelaskannya, pada 2017, total investasi (PMA & PMDN) di sektor industri mencapai Rp274,06 triliun atau berkontribusi sebesar 39,6 persen dari total investasi di Indonesia sebesar Rp692,8 triliun. Dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan ekspor dari sektor manufaktur, pihaknya mendorong pertumbuhan 10 sektor industri padat karya berorientasi ekspor. Pada tahun 2017, ekspor produk industri sebesar USD109,76 miliar, naik 13,14 persen dibandingkan tahun 2016 yang mencapai USD125,02 miliar. Capaian ekspor produk industri di 2017 tersebut memberikan kontribusi hingga 74,10 persen terhadap total ekspor Indonesia.

Data Kemenperin mencatat, selama lima tahun terakhir (2013-2017) terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri dari 14,9 juta orang pada 2013 menjadi 17 juta orang tahun 2017, atau rata-rata naik 512 ribu orang per tahun.

Peran sektor industri dalam menyerap tenaga kerja, melonjak dari 13,54 persen pada 2013 menjadi 14,05 persen tahun 2017. Kemenperin mengusulkan adanya terobosan fasilitas baru bagi kegiatan investasi dalam bentuk super deductive tax untuk kegiatan litbang dan vokasi serta pengurangan PPh bagi industri padat karya yang mampu menyerap lebih dari 1000 orang.

Dalam menghadapi era Industry 4.0 yang sedang berjalan saat ini, Menperin menyampaikan, pihaknya tengah menyusun roadmap mengenai strategi Indonesia mengimplementasikan terhadap teknologi revolusi industri keempat tersebut.

Ada lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohannya, yaitu indutri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.

“Kami juga telah menyiapkan platform digital bagi industri kecil dan menengah (IKM) melalui e-Smart IKM agar dapat memperluas pasar mereka,” ujar Airlangga.

Di ASEAN ada sekitar tujuh unicorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi di atas USD1 miliar. Empat di antaranya dariIndonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.

Menperin mengimbau kepada para generasi muda Indonesia agar saat ini mempelajari Bahasa Inggris, Statistik, dan Koding. Ketiga hal tersebut mutlak dikuasai oleh sumber daya manusia (SDM) industri agar mampu bersaing di era Industry 4.0.

“Implementasi Industry 4.0 mampu meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri nasional,” tegasnya.

Peluang yang ditimbulkan era tersebut perlu membutuhkan keselarasan antara perkembangan teknologi terkini dengan kompetensi SDM yang tinggi.