Kemenpora Akan Lakukan Evaluasi Sea Games 2017

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 31 Agustus 2017 | 13:11 WIB - Redaktur: Juli - 317


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan, ada satu langkah bersama untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan membuat terobosan baru yang harus segera dilakukan.

Hal itu diungkapkan Menpora terkait telah berakhirnya Sea Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dimana Indonesia hanya mampu berada di peringkat kelima.

"Dari target 55 emas, untuk memperbaiki peringkat SEA Games sebelumnya, pada kenyataannya Indonesia justru turun ke peringkat 5 dan hanya mampu mendulang 38 medali emas, 63 perak dan 90 perunggu," kata Menpora Imam kepada pers, di Media center Kemenpora, Senayan Jakarta, Kamis (31/8).

Seiring dengan berakhirnya Sea Games 2017, Menpora menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh kontingen Indonesia, atlet, pelatih, manajer, CDM, dan offisial tim yang sudah bekerja sama, bahu membahu berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia khususnya di kawasan Asia Tenggara.

"Kepada seluruh kontingen, dan secara khusus kepada para atlet yang telah berjuang penuh semangat, kejujuran, fairplay, dan sportif, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga atas dedikasi, pengorbanan, dan perjuangan menghadirkan prestasi," ucap Menpora.

Ia mengaku memahami sepenuhnya, dengan tak terhitung berapa lama waktu dan tenaga yang sudah dikorbankan untuk terus secara disiplin menempa diri dalam latihan-latihan keras  penuh keringat dan air mata untuk mencapai satu keinginan melihat tegaknya Merah Putih.

Menurutnya, prestasi yang dicapai dalam Sea Games memang jauh dari target sebelumnya. Pada sejumlah cabang olahraga yang diikuti, yang dapat mencapai target pada cabang-cabang olahraga seperti pada panahan berhasil mendapatkan 4 emas, lalu dari cabang renang 4 medali emas, wushu 3, judo 2 medali emas, serta tinju dan menembak kita menargetkan 1 emas.

Namun lanjutnya, pada banyak cabang olahraga, medali emas yang dicanangkan justru harus lepas dari genggaman. Dalam kesempatan tersebut, Menpora juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas belum tercapainya target kali ini.

"Sepenuhnya saya bertanggung jawab, sebagai pembantu Presiden tentu akan saya laporkan dan pertanggungjawabkan kepada Presiden," ujarnya.

Disampaikan ke depan Menpora akan mengambil alih secara langsung proses pembinaan atlet dan mengevaluasi seluruh stakeholder, unit-unit terkait yang berhubungan dengan prestasi olahraga Indonesia, baik internal Kemenpora, KOI, Satlak PRIMA untuk bersama-sama fokus tugas masing-masing demi keberhasilan prestasi di Asian Games nanti, serta event event selanjutnya.

Perihal pendanaan, melihat permasalahan-permasalahan yang masih berulang yang dianggap sebagai salah satu faktor penghambat prestasi, ke depan tidak bisa hanya mengandalkan APBN.

Menurut Imam, ketika bicara dana APBN, sudah barang tentu ketaatan kepada aturan dan hukum menjadi bentuk kehati-hatian, dan sering menjadi perlambatan pencairan, sementara pendanaan olahraga perlu fleksibilitas yang tinggi.

"Ketika dana APBN, semua pihak termasuk atlet harus mengikuti aturan dan koridor  hukum yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Saya mengambil kebijakan, terobosan baru, kita punya lembaga pendanaan khusus olahraga, disitu ada partisipasi BUMN dan masyarakat sebagai dana non APBN yang dapat digunakan untuk mendanai atlet-atlet tanpa harus melalui prosedur seperti APBN, diharapkan bisa lebih cepat," tuturnya.

Selain itu, untuk menunjang prestasi juga diperlukan kesempatan latihan-latihan yang lebih banyak. "Untuk persiapan Asian Games nanti, saya buat terobosan baru, atlet Asian Games kita camp-kan di luar negeri sepanjang waktu yang ditentukan," pungkasnya.