Bangsa Indonesia Menghadapi Perang Generasi Ke-4

:


Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 24 Mei 2017 | 13:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mengatakan Bangsa Indonesia tengah menghadapi perang generasi ke-4.

Menurutnya, Bangsa Indonesia harus mewaspadai adanya perang generasi ke-4, yang dalam model ini tidak ada lagi penguasaan fisik, namun tujuannya membuat kerusakan dari dalam. Ini seperti perang informasi, ekonomi, ideologi dan lain-lain. "Tindakan mulai dengan penggusuran politik, pembajakan negara, kemudian ujungnya adalah kontrol ekonomi. Ini dikendalikan dari luar dan ada proxy-nya di dalam," kata Kiki dalam diskusi panel tentang Analisis Ancaman dalam Kehidupan Nasional Indonesia Perspektif Ketahanan Nasional di Kemhan Jakarta, Rabu (24/5).

Di dalam perang generasi ke-4 diyakini juga ada upaya pembusukan politik, yakni adanya politisi, ekonom, mahasiswa yang dicekoki paham neoliberal.

Namun demikian, diakui Kiki, Indonesia masih dalam pengaruh ancaman, baik itu yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Sumber ancaman dari dalam.

Menurutnya, yang pertama adanya kemajemukan yang sekaligus menjadi kekayaan budaya bangsa. "Tetapi jika tidak mampu mengelolanya, bisa menjadi ancaman. Kelemahan budaya Indonesia, feodal, malas, munafik, hingga suka mencari kambing hitam," kata Kiki.

Segala kelemahan bangsa yang berasal dari dalam jika tidak ditangani dengan baik maka akan dapat menjadi ancaman. Kelemahan-kelemahan tersebut juga melingkupi dengan mudahnya diadu domba, maraknya penyebaran hoax, fitnah dan saling menjatuhkan.

"Belum lagi, libido kekuasaan dari para elit politik terlalu tinggi, dan terkesan pemerintah yang sedang berkuasa tidak boleh terlalu sukses karena dianggap dapat mengurangi kesempatan mendapatkan kekuasaaan. Kementerian Pertahanan perlu lakukan reorientasi, jangan terlalu militeri oriented, perlu lakukan revisi dan kaji ulang doktrin pertahanan. Kurang mengatur pertahanan sipil," paparnya.

Selain adanya ancaman dari dalam, yang saat ini tengah menyerang Indonesia juga ancaman dari luar. Sumbernya dari hegemoni global, ideologi transnasional dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)."Munculnya ideologi trans nasional bisa diperparah konflik sara, terorisme, intoleransi, separatisme, dan lain-lain Hegemoni global diperparah pembusukan politik, pembajakan negara, intervensi militer dan lain sebagainya," pungkas Kiki.