BNPB dan MIT Urban Risk Luncurkan PetaBencana.id

:


Oleh H. A. Azwar, Kamis, 2 Februari 2017 | 10:49 WIB - Redaktur: Juli - 710


Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Massachusetts Information Technology (MIT) Urban Risk Lab meluncurkan PetaBencana,id, platform ini melibatkan masyarakat secara real time sekaligus dapat dengan mudah mengakses informasi kebencanaan.

"Platform ini memuat peta kebencanaan yang gratis, pengguna dapat mengunjungi http://www.petabencana.id untuk mengakses informasi banjir terkini di wilayah Jabodetabek, Surabaya dan Bandung, dan dapat secara aktif melaporkan keadaan banjir di wilayahnya secara realtime, kemudian laporan tersebut akan diverifikasi dan disebarkan langsung melalui peta publik," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Pusdalops BNPB di Jakarta, Rabu (1/2).

Pengguna media sosial dan aplikasi pesan instan kini dapat melaporkan situasi banjir di sekitar dengan mudah. Pengguna Twitter cukup mengirim tweet ke *@petabencana* dengan *#banjir* dan *BencanaBot* akan otomatis memandu pengguna untuk mengisi laporan.

Pengguna Telegram juga dengan mudah untuk melaporkan banjir dengan mengirim pesan “*/banjir*” ke *@BencanaBot* yang akan membantu pengguna membuat laporan. Pengguna dapat menambahkan deskripsi, foto, tinggi banjir dan detail lokasi dalam laporan.

"PetaBencana.id tidak hanya mengumpulkan laporan hasil crowdsourcing dari media digital tetapi juga informasi terkait infrastruktur bencana. Peta dapat juga menampilkan tinggi muka air di pintu air dan lokasi pompa terdekat sebagai layer, sebagai gambaran lebih menyeluruh tentang situasi banjir," ujarnya.

Sutopo mengungkapkan, penanggulangan bencana membutuhkan upaya secara cepat. Keterlibatan masyarakat sangat penting hadir dalam upaya tersebut. Pengguna media sosial dan digital untuk PetaBencana.id ditarget 50 juta jiwa, yaitu di Jabodetabek 31 juta jiwa, Kota Surabaya 10 juta dan Kota Bandung 9 juta. “Ke depan, kami akan mengembangkan platform untuk bencana lain, seperti erupsi gunung api dan gempa bumi,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Etienne Turpin, Co-Director PetaBencana.id dan Peneliti MIT Urban Risk Lab menyatakan, PetaBencana adalah satu-satunya platform yang dapat mengintegrasikan berbagai kanal media sosial yang populer. Selain Twitter dan Telegram, saat ini kami bekerja sama dengan Qlue, PasangMata detik.com, Z-alert dan mitra lain. "Pengguna dapat melapor seperti biasa melalui aplikasi pilihan mereka dan informasi tersebut dapat langsung diintegrasikan ke dalam peta," kata Etiene.

Ia menambahkan bahwa pihaknya mengundang aplikasi-aplikasi atau kanal lain untuk berbagi informasi dengan PetaBencana.id. Dengan berbagi informasi bencana, warga dapat menolong satu sama lain untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi terkini. Warga dapat juga membantu instansi berwenang dalam penangana bencana, termasuk BNPB, BPBD dan stakeholder untuk penangan bencana yang efektif dan efisien.

Pengembangan platform ini sebagai bagian dari proyek InAWARE Disaster Management Early Warning and Decision Support Capacity Enhancement within Indonesia’s BNPB and BPBD (fase II). Sebuah proyek yang didukung oleh USAID dan Pacific Disaster Center (PDC) dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT).

Studi awal PetaBencana.id yang dikenal dengan PetaJakarta.org menyediakan peta banjir realtime untuk warga Jakarta dan instansi pemerintah. Selama kejadian banjir di Februari 2016, peta ini digunakan lebih dari 30.000 warga. Sejak dibuka untuk publik sebagai platform terbuka pada Desember 2014, PetaJakarta.org telah menerima lebih dari 150.000 laporan. Seluruh akses platform PetaJakarta.org akan dialihkan ke sistem PetaBencana.id, yang akan menyediakan layanan untuk lebih dari 50 juta penduduk di 3 kota besar di Indonesia.