Kapuspen TNI Bantah Isu Pati AD Marah Penangkapan Kivlan Zein

:


Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 7 Desember 2016 | 05:13 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 3K


Jakarta, InfoPublik - Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menegaskan tidak benar isu yang berkembang di media sosial dan masyarakat, terkait beredarnya video dari Dragon TV berjudul “Perwira Tinggi TNI AD Marah Atas Penangkapan Kivlan Zein” di media sosial yang diunggah Minggu, 4 Desember 2016.

"Berita tersebut tidak benar atau hoax dan sangat provokatif dan meresahkan masyarakat Indonesia," kata Wuryanto di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (6/12).

Kapuspen TNI mengatakan bahwa dalam menanggapi beredarnya video berdurasi 3 menit 30 detik yang diunggah di Youtube Dragon TV perlu dilakukan penelusuran, mengingat channel tersebut tidak menginduk pada Dragon TV Tiongkok, dimana pemberitaan tersebut sepihak dan belum ada konfirmasi kepada pejabat yang berwenang di TNI, khususnya TNI AD.

Wuryanto menjelaskan bahwa Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha merupakan pensiunan TNI, dan saat ini statusnya sebagai warga sipil biasa seperti Warga Negara Indonesia lainnya.

“Perlakuan terhadap kedua purnawirawan tersebut pada hakikatnya sama dengan warga negara sipil lainnya, sehingga penangkapan dilakukan oleh Polri itu sudah benar,” ucapnya.

Ia menambahkan, sebelum dilakukan penangkapan, pihak Polri selalu melakukan koordinasi dan komunikasi serta saling tukar menukar informasi dengan TNI. Pada prinsipnya, TNI mendukung apa yang dilakukan oleh Polri.

Dalam pemberitaan itu disebutkan pula penangkapan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di rumahnya, pada pagi hari, Jumat (2/12/2016), yang dipublikasikan menurut persepsi Dragon TV telah memicu ketersinggungan jajaran Perwira Tinggi dan Menengah TNI AD. Penangkapan sesepuh TNI AD ini, dianggap telah menuduh bahwa keberpihakan TNI AD pada rakyat memiliki tujuan makar pada pemerintah.

“Narasi dalam video tersebut secara sengaja diunggah untuk menggiring persepsi masyarakat dengan tujuan membenturkan institusi TNI dan Polri serta Lembaga Kepresidenan, sekali lagi TNI menegaskan, bahwa isu berita tersebut tidak benar atau hoax, hal ini sangat berbahaya karena ada upaya mengadu domba antara TNI - Polri dan masyarakat lainnya,” kata Kapuspen TNI.