Tiga WNI Kembali Dibebaskan Dari Abu Sayyaf

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 19 September 2016 | 13:34 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Tiga orang Warga Negara Indonesia dari sembilan WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf Philipina telah dibebaskan. Mereka adalah Emmanuel, Laurenz Koten dan Theodorus Kopong.

“Mudah-mudahan malam ini bisa lepas satu, berarti empat mudah-mudahan, tapi kalau yang tiga sudah pasti yang satu ini kan belum pasti,” ungkap Menhan Ryamizard Ryacudu, saat tiba di Base Off Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (18/9) malam.  

Menhan Ryamizard datang langsung ke Zamboaga, Philipina guna menghadiri penyerahan tiga orang sandera WNI dari pihak Tentara Philipina yang telah dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf.

Ketiga WNI yang berasal dari Nusa Tenggara Timur tersebut merupakan Anak Buah Kapal (ABK) kapal pukat penangkap ikan LLD 113/5/F berbedera Malaysia dan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Malaysia pada bulan Juli lalu.

Usai pembebasan ketiga sandera WNI tersebut, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya negosiasi pembebasan satu orang lagi WNI yang disandera.

Menhan Ryamizard mengatakan keberhasilan pembebasan tiga sandera WNI tersebut tidak lepas dari hasil kerja sama antara pemerintah Philipina dan Indonesia serta peran serta dan bantuan dari pihak Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).

“MNLF itu lebih banyak berberan, karena mereka orang sana dan tahu betul medan disana kira-kira tempat pelarian atau tempat persembunyian mereka tahu,” jelas Menhan Ryamizard.

Menteri Ryamizard menjelaskan, saat ini kondisi ketiga WNI tersebut dalam keadaan sehat dan akan dipulangkan ke Indonesia secepatnya, namun proses pemulangan tersebut tergatung dari pihak Kemenlu. “Tadi sudah dichek kesehatannya sehat semua, pemulangan tergantung Kemenlu, tapi saya minta secepatnya,” katanya.

Ia berharap agar kedepan kejadian penyanderaan WNI seperti ini tidak terulang kembali. Untuk itu dihimbau kepada nelayan Indonesia untuk tidak mencari ikan di wilayah yang memang sangat rawan perompakan tersebut.

“Saya sampaikan kepada mereka dan disampaikan juga kepada teman-teman yang di NTT sana ngga usah lagi lah cari-cari ikan disitu, merepotkan, cari di tempat lain kan banyak ikan,” ungkap Ryamizard.