Menristek Berharap Masyarakat Tidak Merusak Terhadap InaBuoy

:


Oleh G. Suranto, Kamis, 12 Desember 2019 | 09:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 364


Jakarta, InfoPublik - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meluncurkan Indonesian Tsunami Buoy atau InaBuoy yang mengirimkan peringatan tsunami kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui satelit dalam hitungan detik.

Menristek/Kepala BRIN berharap masyarakat dan nelayan tidak merusak atau melakukan tindakan vandalistik terhadap InaBuoy yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, mengingat mereka yang merusak InaBuoy ini justru dapat menjadi korban apabila tsunami tidak terdeteksi.

"Kita berharap masyarakat, siapapun yang kebetulan sempat melihat buoy dari jauh bisa menilai, bahwa buoy ini bisa menyelamatkan nyawa orang-orang dan nyawa manusia Indonesia lain, terutama yang hidup di daerah rawan bencana," ungkap Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, seperti dikutif dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Kamis (12/12).

Saat Pelepasan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III Program Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina TEWS) di Denpasar, Bali Rabu (11/12), Menristek/Kepala BRIN menjelaskan, sebenarnya merusak aset negara itu hukumnya pidana, masalahnya tidak ada yang tahu siapa yang merusak karena letaknya jauh di tengah laut, tetapi yang menjadi korban dari tindak vandalisme atau perusakan tersebut, ternyata bukan sebagian kecil orang, tapi justru orang yang kemudian menjadi korban dari tsunami yang terjadi setelah kejadian Aceh. “Ada pernah di Jawa Barat, dekat Pangandaran, dan yang kita tahu persis ada di Sulawesi Tengah, yang terlihat juga akibat kurangnya early warning tadi," ungkap Bambang.

InaBuoy generasi terbaru ini dilengkapi sensor yang mendeteksi tekanan air bawah laut yang akan dilaporkan melalui beberapa satelit ke BPPT dan BMKG dalam hitungan detik. InaBuoy akan dipasang secara bertahap di seluruh Indonesia. Pada 2019 empat InaBuoy akan dipasang di Pelabuhan Benoa (Bali), Pantai Selatan Jawa Timur, Pantai Selatan Jawa Tengah, dan Selat Sunda. Pada tahun depan, 20 InaBuoy akan disiapkan BPPT untuk dipasang di sekitar Ambon, Sulawesi, dan Papua serta daerah patahan megathrust yang rawan tsunami lain.

Setelah meresmikan InaBuoy di atas Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III di Pelabuhan Benoa Bali, Menristek/Kepala BRIN kemudian menyaksikan Serah Terima hasil inovasi lain dari BPPT kepada PT. Kimia Farma, yaitu Kit Rapid Test Dengue, yang dapat mendeteksi penyakit demam berdarah dengue (DBD) dalam waktu satu hari.

"Biasanya kalau ke dokter, dokter meminta dua tiga hari untuk melihat bagaimana perkembangan demamnya, sedangkan ini kita berupaya untuk dalam sehari sudah ketahuan bahwa ini demam berdarah atau bukan. Alat ini bisa menjadi solusi supaya treatment yang diberikan kepada penderita bisa menjadi cepat dan tepat sasaran,” ungkapnya.