Penyakit Ternak Babi Asian Swine Fever Melanda Tobasa 

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Minggu, 27 Oktober 2019 | 21:19 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Balige, InfoPublik - Wabah penyakit yang menyerang ternak babi jenis African Swine Fever (ASF) menyebar hampir ke seluruh kecamatan di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatra Utara.

Penyakit ini memiliki tanda tanda di antaranya, demam tinggi pada ternak, kurang nafsu makan, muntah dan sulit bernapas, diare dan kelumpuhan serta sulit berjalan, dan timbul bintik bintik di sekitar paha, perut dan leher ternak babi.

Menyikapi keadaan ini, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar dapat mencermati dan mengamati setiap ternak, dan melaporkan kepada dinas terkait apabila ditemukan gejala yang menyerang untuk dapat diberi tindakan minimal antisipasi memperkecil risiko.

"Pemerintah kabupaten sudah mengeluarkan anjuran dari instansi teknis melalui dinas pertanian dan ketahanan pangan supaya masyarakat mengambil langkah langkah paling tidak memperkecil risiko, kalau menghentikan mungkin tidak bisa karena itu kan virus," kata Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus, didampingi Kepala BPKAD Ganyang Situmorang dan Kepala Dinas PMD PPA Henri Silalahi,  saat berkunjung ke Onand Coffee, Minggu (27/10/2019) .

Menurut dia, petugas lapangan sudah dikerahkan sejak beberapa hari yang lalu, bahkan kepada seluruh aparat pemerintah sudah disampaikan untuk antisipasi memperkecil risiko.

"Jadi kalau ternak itu belum terkena virus, diberi desinfektan melalui penyemprotan termasuk memberi vaksin kepada ternak yang belum kena untuk memperkecil dan ternak yang sudah mati agar dikubur jangan dibuang di sungai," katanya.

Senada Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tobasa, Darwin Pm Sianipar, melalui selulernya menyampaikan imbauan, agar masyarakat juga menyemprot kandang minimal dua kali seminggu dengan menggunakan pembasmi hama (desinfektan) atau dapat juga menggunakan air detergen. 

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menghindari makanan olahan yang diimpor, dan lebih teliti saat membeli daging di pasar tradisional. "Daging babi yang hendak dikonsumsi kiranya dimasak selama 30 menit dengan suhu 100 derajat celcius. Hal ini disebabkan virus ASF dapat bertahan hidup beberapa bulan dalam daging olahan dan beberapa tahun dalam daging babi beku," katanya.

Di Kabupaten Toba Samosir lanjutnya, hingga saat ini terdeteksi wabah penyakit sudah menyebar hingga ke beberapa kecamatan sesuai laporan petugas lapangan.

Untuk itu Darwin mengimbau agar masyarakat turut serta memantau keluar masuknya ternak babi ke daerah itu, dan jika ditemukan ada yang membawa ternak babi yang memiliki gejala ASF segera melaporkan ke kantor kepala desa, camat, Penyuluh Pertanian Kecamatan dan ke Dinas Pertanian.(MC Tobasa des/cici)